“Namun hal ini juga membutuhkan jaringan yang mumpuni, tidak semua nagari juga mempunyai jaringan yang bagus. Kemudian SDM penunjang, baik itu dibidang IT dan admin. Namun jikapun ada nagari yang punya admin dalam ekspos perkembangan nagari, takutnya dinilai kurang berimbang, karena kita butuh SDM yang bisa memberikan informasi kepada masyarakat layaknya cara kepenulisan jurnalis,” tuturnya lagi.
Tantangan itu diharapkannya bisa dijawab dengan baik oleh Haluan. Tidak hanya dalam membantu pemberitaan, tetapi juga bidang kepenulisan jurnalistik. Nagari dan desa mempunyai pekerjaan yang banyak dan selalu butuh pembaruan, perlunya jembatan informasi bagi ranah dan rantau agar hal ini dioptimalkan dengan baik.
“Di desa ada kewenangan, pemerintahan, pembanguan, pembinaan, pemberdayaan. Jadi kita harus optimal dengan keempat aspek ini, mengetahui satu sama lain. Selain itu, dengan pemberitaan nantinya juga akan memancing investasi, karena nagari dan desa butuh invertasi,” ujarnya lagi.
Menyambut baik, Pimpinan Umum Haluan, Zul Effendi menyampaikan kesiapan Haluan dalam menopang pemberitaan nagari. Ia menyebutkan, nagari dan desa merupakan titik tumpu pembangunan di Indonesia, apapun persoalannya baik ideologi, politik, sosial dan hamkam.
“Perkembangan nagari dengan jumlah 1.035 harus diketahui oleh khalayak, karena pusat dan titik tumpu pembangunan sebenarnya di sana. Jadi kita harus masifkan pemberitaan dan Haluan siap menjadi jembatan informasi,” katanya.
Namun, perkembangan teknologi memenuhi seluruh lini kehidupan masyarakat. Masyarakat tidak hanya konsumen informasi, tetapi juga produsen informasi melalui media sosial dan berbagai platform, sehingga ratusan ribu informasi beredar setiap harinya tanpa filter.