Ini Kisah Perjalanan Wali Nagari III Koto Aur Malintang Azwar Mardin!

Wali Nagari III Koto Aur Malintang, Azwar Mardin

Wali Nagari III Koto Aur Malintang, Azwar Mardin

HARIANHALUAN.ID – Azwar Mardin, Wali Nagari III Koto Aur Malintang, memanfaatkan dunia digital sebagai mempermudah pelayanan di nagari itu, serta salah satu bentuk keterbukaan informasi untuk publik.

Sosok tokoh pemuda kelahiran Batu Basa, 20 Agustus 1983 ini merupakan anak nagari yang gigih. Kepeduliannya, dilirik masyarakat sebagai bentuk kepedulian, hingga akhirnya di usung penuh harap bisa memberi warna terang pembangunan nagari.

Anak pasangan H. Jahidin (alm) dan Hj. Asnimar, Korong Kampung Baringin, Nagari III Koto Aur Malintang, Kecamatan IV Koto Aur Malintang ini, awalnya aktif dalam organisasi pemerintahan dan organisasi media informasi komunitas sempat merintis karir, dalam kompetitor politik melalui parpol calon anggota dewan Kabupaten Padang Pariaman pada 2009 dan 2014, namun belum beruntung menduduki kursi legislatif.

Kemudian tokoh pemuda ini lebih memilih aktif di berbagai organisasi sosial, fokus pada kegiatan mengelola media informasi komunitas, yaitu radio siaran berbasis komunitas. Berawal keaktifan beliau dalam berbagai kegiatan pemerintahan maupun kegiatan sosial, menjadi modal awal bagi Azwar Mardin untuk mengenal lebih jauh dunia pemerintahan dan politik.

“Di situ saya banyak bergaul dengan para pegiat, relawan, pemangku pemerintah, sebagai seorang yang beraktifitas sosial sehari-hari akses untuk bisa bergaul dengan para penggiat, pemangku pemerintahan menjadi lebih mudah. Akhirnya, mulai merintis usaha yang dirasa memungkinkan untuk bisa berkembang,” kisah Azwar Mardin menceritakan perjalanan hidupnya.

Tentunya bukan pekerjaan yang mudah, Azwar Mardin merintisnya dari awal dengan kerja keras yang menguras tenaga, memutar otak untuk bisa mendapatkan peluang. Memulai dengan usaha jasa cucian mobil dan akhirnya menemukan peluang di bisnis dalam menjalan kehidupan sehari melalui usaha cucian mobil yang lebih refresentatif.

“Merintis usaha memang tidak mudah, perlu ketekunan dan kerja keras. Di sini saya belajar banyak tentang usaha untuk bertahan hidup, hingga akhirnya memiliki kemandirian dalam menjalani kehidupan,” ucap Azwar Mardin.

Sejak saat itulah, Azwar Mardin, terus menjalani kehidupannya sebagai pegiat sosial. Perjalanan waktu pun membawanya menimba berbagai pengalaman, membuka akses dan bergaul dengan masyarakat merupakan hal yang harus dijalani baginya.

Melihat kepedulian dan kegigihannya memperhatikan kampung halaman, masyarakat pun berharap agar dirinya mengabdikan diri untuk nagari. Meski sempat ada keraguan, karena masih teringat kompetisi dua periode pemilu calon anggota legislatif hanya mampu sebagai runer up.

Pada waktu itu di kalangan masyarakat pemimpin nagari ini harus matang disegi usaha, serta anak muda masih dianggap belum punya pengalaman dalam memimpin pemerintah nagari itu yang ada semasa itu di tengah masyarakat, desakan dari pemuda dan dukungan dari beberapa tokoh masyarakat akhirnya meluluhkan hatinya.

Alhasil pada 2018, Azwar Mardin benar-benar dipilih dan diamanahkan oleh masyarakat menjadi Wali Nagari III Koto Aur Malintang untuk periode 2018-2024.

Azwar Mardin mencalonkan menjadi Wali Nagari III Koto Aur Malintang, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, pemilihan wali nagari serentak pada 4 April 2018. Bersaing dengan tujuh kandidat bakal calon wali nagari lainnya tingkat panitia pemilihan, setelah dilakukan uji administrasi syarat calon serta ujian tingkat panitia di Kabupaten Padang Pariaman, Azwar Mardin menjadi nilai terbaik dari lima besar lolos sebagai calon ikut berkompetisi dalam pilwana serentak.

Pilihan mayoritas dengan suara terbanyak di 11 dari 12 Tempat Pengutan Suara (TPS) yang ada total suara 716 suara dari 2.300 suara sah.

Meski dalam kondisi yang sangat berbeda dengan organisasi yang dipimpinnya, Azwar bekerja keras mencoba hal baru untuk pembangunan nagari yang berhadapan langsung dengan masyarakat.

Suami, Reni Sukma Kurnita ini bertekad meningkatkan pelayanan maksimal, namun terbentur pada aparatur nagari yang sulit bekerja maksimal dengan alasan kurangan pengalaman, serta tidak menguasai ilmu teknologi saat ini, serta kurang mendapatkan kewenangan dalam mejalankan tugas dan fungsinya sebagai perangkat nagari.

“Perangkat nagari harus masuk sesuai jam kerja, alasan perlunya pembaharuan pengalaman yang mumpuni kita lakukan program peningkatan kapasitas perangkat nagari, asal pelayanan bisa berjalan maksimal, efektif dan sesuai tujuan penggunaan dana desa,” kisah Azwar.

Tidak hanya itu,  demi pembangunan nagari, Azwar harus berbagi perhatian untuk anak, istrinya dan pemerintahan. Sebab, harus menata sistem pemerintaha nagari yang  maju untuk masa tugasnya selama enam tahun menjadi wali nagari.

Kepedulian yang tinggi untuk membangun nagari sudah terlihat pada diri Azwar sejak lama, buktinya persoalan yang berkaitan dengan kepentingan umum di nagari ikut menjadi perhatiannya semasa beliau jauh sebelum diamanahkan sebagai wali nagari.

Begitulah sosok ayah empat orang anak ini, dimata masyarakatnya, tidak sekedar pencitraan, bukti nyata melalui berbagai bantuan sosial itulah warga melihatnya sebagai orang peduli dengan masyarakatnya. (*)

Exit mobile version