Maggot merupakan larva atau belatung yang berasal dari telur serangga bernama black soldier fly (BSF). Maggot termasuk larva pemakan bahan organik, seperti sayuran, limbah rumah tangga, limbah restoran dan sampah organik dari makhluk hidup lainnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya tersebut, Maggot dapat dimanfaatkan sebagai pengurai sampah organik.
Sepintas hewan ini mirip dengan belatung dan sedikit menjijikkan. Hanya saja berbeda dari belatung yang menimbulkan bau busuk. Dalam budidaya Maggot bau busuk itu nyaris tak terasa, meski tetap saja ada bebauan tak sedap.
Januar yang merupakan pensiunan PNS Kabupaten Agam mengatakan, untuk pusat kegiatan budidaya maggot kelompok ini berpusat di Gedung 3R Jorong Muko-Muko, dan untuk pakan didapatkan dari lingkungan sekitar seperti pasar dan sisa makanan orang baralek, serta memanfaatkan ikan-ikan yang mati di Danau Maninjau yang direbus dulu. Untuk maggot yang diberi pakan ikan, bioponnya ditutup jaring agar tidak dimakan kucing.
Untuk menghasilkan maggot butuh waktu dua bulan, mulai dari telur hingga panen. Menurutnya, meskipun baru sebentar, hasil budidaya maggot ini sudah terlihat. Maggot mampu menghabiskan sampah organik 2 kg dalam satu hari. Selain mengurangi sampah-sampah warga sekitar, dari sisi ekonomi juga menghasilkan.
“Mungkin ini bagian dari langkah kecil kami untuk ikut berpartisipasi dalam penanggulangan sampah di Sumbar dan Agam, serta Maninjau khususnya,” tuturnya. (*)