Ketua KAN HR. Dt. Mangkuto juga sangat mengapresiasi pemerintah nagari, karena telah mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas adat istiadat Minangkabau ini.
“Kegiatan ini perlu kerja sama dengan pemerintah nagari, niniak mamak dan bundo kanduang untuk membimbing anak kemenakan kita di masa yang akan datang, dan semoga pemerintah nagari tetap memperdayakan niniak mamak dan bundo kanduang untuk kedepannya,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, S. Dt. Rajo Pangulu juga menyampaikan hal yang sama. “Meskipun belum semua niniak mamak dan bundo kanduang yang hadir pada kesempatan kali ini, mudah-mudahan ini memberikan manfaat dan makna untuk kita dan Nagari Taeh Baruah,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk kegiatan peningkatan kapasitas adat istiadat Minangkabau ini belum semua niniak mamak dan bundo kanduang di Nagari Taeh Baruah yang diundang, karena keterbatasan dana anggaran yang ada di nagari.
“Niniak mamak pangka hulu, yang artinya pai tampek batanyo, pulang mambaok barito, apapun permasalahan yang ada di nagari bisa diselesaikan oleh niniak mamak dan bundo kanduang,” ucapnya.
Sementara Camat Kecamatan Payakumbuh, Jonianto di dalam sambutannya sekaligus pembukaan acara ini juga menyampaikan bahwasanya Provinsi Sumbar di tahun ini merilis data, yang mana Sumbar mendapatkan peringkat ke-5 kasus LGBT terbanyak di Indonesia kurang lebih 18.000 data, dari 19 kabupaten/kota di Sumbar.