Sebelumnya, Ketua pelaksana acara Amril Bustian dalam laporannya mengatakan bahwa Situmbuak Art Culture Festival akan berlangsung selama 3 hari sampai tanggal 21 Agustus mendatang dengan rangkaian kegiatan pawai adat dan budaya, penampilan parade dengan tema Maataan Padi jo Mangubang, berbagai penampilan kesenian anak nagari.
Selain itu juga ada penampilan kesenian Randai Puti Bungo Awan, lomba lagu Minang, permainan tempo dulu, dan ditutup dengan kegiatan gerak jalan sehat.
Pada acara pembukaan tersebut juga ditampilkan atraksi mangalamai dan mangubang yang biasa dilakukan oleh warga masyarakat setempat diwaktu sebelum dan sesudah menggelar pesta pernikahan.
Mangalamai, menurut warga setempat ialah prosesi memasak galamai yang nantinya akan digunakan untuk pesta pernikahan. Sementara, mangubang dilakukan pada hari ke tiga setelah pesta pernikahan. Biasanya untuk mangubang pihak sumandan membawakan air mentah ke rumah pengantin perempuan yang selanjutnya air tersebut digunakan untuk kebutuhan memasak.
Kebiasaan ini dimasa dahulunya dilakukan oleh nenek moyang mereka karena kondisi air di daerah tersebut sulit, jadi sumandan mengambil air dari pincuran yang letaknya jauh dari pemukiman warga. Namun demikian, walau kondisi saat ini sudah berbeda, tetapi tradisi mangubang ini masih tetap dilakukan oleh masyarakat setempat.
Pada acara pembukaan tersebut juga ditampilkan tari kolosal Panggilan Bumi yang dibawakan oleh anak Nagari Situmbuak mulai dari siswa SD sampai SMA sederajat.