Pesan dari Gubernur Buya Mahyeldi, kata Kadis PMD Amasrul, para penghulu harus memperhatikan larangan dan pantangan. Dalam adat disebutkan, penghulu menghindari pekerjaan yang maksiat atau mungkar dalam pandangan agama dan adat. Menghindari perbuatan yang menjatuhkan harkat martabat penghulu.
“Penghulu jangan hilia malonjak mudiak mangacau, mangaruah nan janiah dan mengusuikkan nan alah selesai. Penghulu selalu berada pada alur dan patut serta tidak memecah belah masyarakat,” ujar Kadis PMD Amasrul, SH., yang didampingi Kabid Pemnag PMD Desrianto Boy, S.Pd.M.Msi dan Kasubag Umkep Adi Pondra, S.Pd.
Meski pun tugas seorang penghulu dalam kaumnya masing-masing cukup berat, Gubernur melalui Amasrul, SH memesankan untuk tidak melupakan tugas sebagai penghulu di nagari yaitu membantu penyelesaian sengketa adat, menegakkan nilai-nilai adat di masyarakat serta menjauhkan anak kemenakan dari penyakit masyarakat yang sedang marak.
Sementara itu, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo dalam sambutannya senada dengan Gubernur Sumbar, mengharapkan para penghulu yang baru dilewakan dapat berlaku seperti kayu besar dalam nagari yaitu sebagai tempat bersandar dan berlindung, penyejuk dan merupakan sosok yang dapat diteladani oleh anak kemenakannya.
Acara Batogak Pongulu Balai Ujung Rapek Jorong Ketinggian Nagari Sarilamak ini diakhiri dengan Makan Bajamba yaitu makan bersama duduak bersila dengan lauk pauknya berasal dari sapi yang disembelih seperti kata adat: daging balapah, kuah bakacau. (*)