PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID- Berbeda dengan tahun sebelumnya, penilaian inovasi nagari tentang Keterbukaan Informasi(KI) tahun ini dilakukan dengan membagi kategori.
Tahun ini untuk pemerintahan nagari dibagi pada tiga kategori yaitu kategori nagari maju, nagari berkembang dan nagari terisolir atau tertinggal. Hal itu disampaikan, Wakil Ketua Komisioner KI Sumatera Barat Tanti Endang Lestari didampingi Koordinator Bidang Kelembagaan, Mona Siska, saat mengunjungi Nagari III Koto Aur Malintang.
Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman Jumatt (9/8/2024).Menurut Tanti, Nagari III Koto Aur Malintang dinilai paling siap untuk mengikuti ajang apresiasi Keterbukaan Informasi tahun ini guna mewakili Provinsi Sumatera Barat.
Kehadiran kedua Komisioner KI tersebut untuk melakukan pembinaan terhadap Pejabat Pengelola Informasi Desa (PPID) di tingkat Nagari. Selain melakukan pembinaan yang sesuai dengan indokator penilaian Tanti juga mendorong dibukanya inovasi baru yaitu pusat studi tiru PPID.
Menurut Tanti, fasilitas maupun SDM yang mengelola dan komitmen elemen pemerintahan nagari cukup mendukung bahkan sangat antusias. Kunjungan KI kali ini juga didampingi Kabid Kominfo Kabupaten Padang Pariaman, Heri Sugiarto.
Sebelumnya, dalam kegiatan yang sama Kabid Penggerak Swadaya Masyarakat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Sumatera Barat, Chintia Dewi Putri, juga memberikan dorongan semangat sekaligus melakukan pembinaan kepada Pemerintah Nagari khususnya pengelola PPID.
Pada kunjungannya ini Dewi minta semua pihak memberi dukungan, dan kepada perangkat nagari Dewi juga berharap agar melahirkan inovasi-inovasi brilian agar Nagari III Koto Aur Malintang lebih dikenal lagi.
“Namun jangan lupa dengan tugas utama memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat”, ujarnya.
Sementara itu, Pj Wali Nagari III Koto Aur Malintang, Mitra Susanto, S.Sos di dampingi Sekretaris Nagari, Jefri, SE mengungkapkan bahwa keikutsertaan Nagari III Koto Aur Malintang dalam ajang Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik sudah sekali tiga tahun yang lalu, ia hanya melanjutkan, mudah-mudahan masyarakat semakin tau dengan apa yang kita lakukan di Nagari.
“Keterbukaan ini merupakan kebutuhan yang tak dapat kita elakan di era digital sekarang,” kata Mitra Susanto (*)