“Berbagai inovasi tersebut membawa Nagari Lareh Nan Panjang menjadi Nagari yang diperhitungkan mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga ke pusat. Hal itu dibuktikan pada tahun 2024, terciptalah Ruang Mediasi dan Arbitrase Nagari yang diresmikan langsung oleh Mahkamah Agung RI, menjadi nagari informatif serta menjadi Desa Cinta Statistik yang berlaga hingga ke pusat,” ujarnya.
Tak tanggung-tanggung, pada penghujung tahun 2024, dirinya dinobatkan sebagai The Best Mediator di tingkat nasional dan meraih Internasional Alternative Dispute Resolution Prize 2024 di Korea Selatan. Kemudian, dirinya juga diundang oleh Mendagri sebagai nagari berprestasi dalam bidang Nagari Sadar Hukum binaan BPHN Kemendagri.

“Sebelum saya menjadi Wali Nagari Lareh Nan Panjang, nagari ini masuk dalam kategori nagari yang belum dikenal oleh khalayak banyak, dimana, potensi yang ada di nagari ini seolah tertimbun dan tersuruk. Setelah saya menjabat, Alhamdulillah, Nagari Lareh Nan Panjang terus berkembang hingga menjadi Nagari Mandiri,” tuturnya.
Muskinta menambahkan, saat ini Nagari Lareh Nan Panjang terus didorong sebagai Nagari Digital dan hingga saat ini, nagari tersebut sudah menjadi tujuan studi tiru, bahkan dari daerah-daerah yang jauh. Mulai dari Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Jambi hingga Aceh.

Tak dipungkiri, keberhasilan dan pencapaiannya hari ini adalah bentuk didikan dari sang ayah sejak ia masih kecil. Baginya, sosok ayah selalu menjadi panutan, mulai dari jiwa optimis, percaya diri, kemauan untuk maju dan keluar dari zona nyaman adalah karakter yang sudah ditanamkan oleh ayahnya sejak dini.
Dengan dukungan dan semangat dari berbagai pihak, dirinya ingin mewujudkan Nagari Lareh Nan Panjang sebagai Nagari yang Mendunia, yang terkenal dengan keamanan, kenyamanan hingga nagari yang bebas dari kenakalan-kenakalan remaja. (*)