AGAM, HARIANHALUAN.ID – Peternak sapi di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, menemukan solusi alternatif dalam mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak mereka.
Salah satu peternak sekaligus Ketua Kelompok Tani Sawah Bangsa, Riza Yendra, mengungkapkan bahwa penggunaan cairan eco enzyme terbukti ampuh dalam menyembuhkan sapi yang terpapar PMK.
“Saya telah mengaplikasikan sendiri penggunaan cairan eco enzyme untuk pengobatan sapi yang terpapar PMK,” ujar Riza Yendra belum lama ini.
Menurutnya, setelah diberikan perawatan menggunakan eco enzyme, dalam dua hingga tiga hari, luka pada sapi yang terinfeksi mulai mengering dan nafsu makan kembali.
“Cara aplikasinya mudah. Luka di mulut dan kuku ternak yang terjangkit PMK dicuci bersih, lalu disemprotkan eco enzyme murni dengan frekuensi dua kali sehari,” jelasnya.
Selain diaplikasikan secara langsung pada luka, eco enzyme juga dapat diminumkan ke ternak dengan dosis 100 cc untuk membunuh kuman di mulut dan lambungnya.
“Dengan pH di bawah 4, bahkan bisa mencapai 3, eco enzyme mampu membunuh kuman penyebab PMK yang menurut penelitian tidak bisa bertahan pada pH di bawah 5,” tambahnya.
Menanggapi inovasi ini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Ir. Arief Restu, M.Si, memberikan apresiasi terhadap inisiatif Riza Yendra dalam memanfaatkan eco enzyme sebagai alternatif pengobatan PMK.
Pihaknya juga mendorong para peternak untuk mulai memproduksi eco enzyme secara mandiri dengan memanfaatkan limbah organik.
“Kami sangat mengapresiasi langkah ini dan menganjurkan para petani serta peternak untuk memproduksi eco enzyme secara mandiri dengan bahan-bahan yang mudah didapat dari limbah rumah tangga maupun pasar,” ujar Arief Restu.
Eco enzyme sendiri dibuat dari campuran sisa buah, kulit buah, serta sayuran yang difermentasi bersama gula merah atau molase dan air selama 90 hari.
“Bahannya sederhana, yaitu perbandingan 1 bagian gula merah, 3 bagian kulit buah, dan 10 bagian air. Kulit buah yang digunakan minimal terdiri dari lima jenis, seperti kulit jeruk, nanas, pisang, apel, dan mangga. Setelah difermentasi selama tiga bulan, eco enzyme siap digunakan,” jelasnya.
Dengan keberhasilan ini, diharapkan lebih banyak peternak di Kabupaten Agam dan daerah lainnya bisa memanfaatkan eco enzyme sebagai solusi alami dalam mengatasi PMK pada sapi. (*)