“Zaman sudah digital, promosi juga harus digital,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari tokoh masyarakat Nagari Tarantang, Nursal. Ia berharap Perhomliko dapat menjadi wadah aspirasi pengusaha homestay yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.
“Mari kita kerja sama, saling menguatkan, demi kemajuan bersama,” ucapnya.
Rapat tersebut juga membahas sejumlah persoalan klasik dalam pengelolaan wisata daerah, seperti praktik pungutan liar di destinasi wisata, tarif homestay yang tidak seragam, serta proses perizinan yang berbelit.
Perhomliko berharap dapat segera menjalin kerja sama strategis dengan Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota untuk menata destinasi wisata secara lebih profesional.
Dengan kepengurusan baru yang solid dan sejumlah strategi yang telah dirancang, Perhomliko berkomitmen menjadi motor penggerak utama pariwisata Limapuluh Kota melalui kolaborasi dan inovasi berkelanjutan. (*)