Diskusi berlangsung hangat dengan beragam pertanyaan kritis dari peserta. Tim pendamping menegaskan bahwa penyusunan peraturan nagari bukan hanya soal teknis hukum, tetapi juga terkait nilai sosial dan budaya.
“Yang paling penting adalah aturan lahir dari kebutuhan masyarakat, bisa dijalankan, dan membawa manfaat,” kata Faisal.
Kegiatan ini menjadi langkah awal bagi Nagari Kampuang Galapuang untuk memiliki peraturan nagari yang kokoh, berakar pada adat dan budaya, serta mampu menjawab tantangan zaman. (*)