SAWAHLUNTO, HARIANHALUAN.ID — Desa Santur, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, mulai menggeser arah pembangunan dari sekadar fisik menuju digitalisasi. Melalui pembentukan Tim Rencana Kegiatan Pembangunan (RKP) Desa 2026, pemerintah desa menegaskan komitmennya menjawab tuntutan zaman dan kebutuhan nyata masyarakat.
Kepala Desa Santur, Sri Adianto, menekankan bahwa pola pembangunan desa tidak lagi cukup dengan perbaikan infrastruktur dasar. Kini, sambungnya, digitalisasi harus hadir sebagai fondasi baru agar desa tidak tertinggal dalam arus globalisasi.
“Kalau dulu pembangunan lebih banyak fokus ke jalan dan fisik, sekarang kita juga harus berpikir soal internet untuk masyarakat, digitalisasi desa, serta perangkat desa yang siap menghadapi perubahan,” ujarnya kepada Haluan, Rabu (10/9/2025).
Sri Adianto menyebutkan, digitalisasi desa sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) yang tengah mendorong transformasi digital hingga ke nagari dan desa. Menurutnya, inovasi ini tidak hanya akan mempercepat layanan publik, tetapi juga membuka akses ekonomi berbasis teknologi bagi warga.
Tim RKP 2026, yang terdiri dari perangkat desa, akan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, mulai dari pembangunan fisik, penguatan jaringan internet, pengelolaan website desa, hingga peningkatan kapasitas aparatur. Hasil kerja tim selanjutnya akan dibawa ke forum Musyawarah Desa (Musdes) bersama BPD, LKAAM, LPM, PKK, Karang Taruna, dan masyarakat.
“Musdes nanti kami akan berdiskusi menentukan prioritas. Harapannya, pembangunan tahun depan lebih tepat sasaran dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” katanya.
Selain itu, Sri Adianto menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap tahap perencanaan. Ia optimistis langkah digitalisasi desa dapat melahirkan inovasi baru dalam tata kelola, menjadikan pembangunan lebih inklusif, serta meningkatkan daya saing desa di tengah tantangan global.
“Dengan langkah ini, Desa Santur optimistis dapat menghadirkan pembangunan yang tidak hanya modern, tetapi juga partisipatif. Kehadiran digitalisasi desa diyakini akan membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat,” tuturnya. (*)