SILUNGKANG OSO, HARIANHALUAN.ID — Siapa sangka, desa yang dahulu dikenal dengan tenun songket tradisionalnya kini melangkah pasti menuju era digital. Berkat tangan kreatif mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Desa Silungkang Oso, Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto, kini resmi menyandang predikat Desa Wisata Digital yang memadukan kearifan lokal dengan sentuhan teknologi modern.
Program transformasi digital ini merupakan hasil kerja keras Tim Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK) Ormawa Unit Kegiatan Film dan Fotografi (UKFF) UNP. Selama empat bulan terakhir, tim ini mengabdikan diri untuk mengembangkan potensi wisata, budaya, dan ekonomi masyarakat melalui program bertajuk “Launching Desa Wisata Digital Silungkang Oso.”
Program tersebut merupakan bagian dari pengabdian masyarakat UNP yang digelar melalui lima rangkaian kegiatan utama, Digides, Siaga 1, Siaga 2, Rancak, dan Glow-up. Masing-masing kegiatan dirancang untuk memperkuat kemampuan masyarakat dalam beradaptasi dengan era digital, tanpa meninggalkan jati diri budaya lokal.
Beberapa program unggulan yang berhasil dijalankan, antara lain pengembangan Wisata Digital. Tim PPK Ormawa UKFF UNP membantu Desa Silungkang Oso membangun identitas wisata digital dengan promosi berbasis media sosial dan produksi konten budaya yang menarik.
Digitalisasi Produk UMKM. Produk-produk unggulan lokal, seperti songket dan olahan kayu manis, kini dikemas lebih profesional dan dipasarkan secara daring, membuka peluang menuju pasar nasional hingga internasional.
Pembuatan Konten Budaya. Mahasiswa turut mendokumentasikan kekayaan budaya Silungkang Oso melalui film pendek, foto dokumenter, dan kampanye digital yang memperkenalkan potensi desa kepada publik luas.
Kepala Desa Silungkang Oso, Ferdinal menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mahasiswa UNP atas dedikasi dan inovasi yang mereka hadirkan.
“Program ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi benar-benar membawa perubahan nyata bagi masyarakat kami. Masyarakat kini semakin aktif terlibat dalam pengelolaan wisata dan pemasaran produk lokal, sehingga pendapatan desa dan pelaku UMKM ikut meningkat,” ujarnya.














