“Adat dan budaya adalah jati diri kita. Jika generasi muda lupa adat, maka nagari akan kehilangan arah,” tegasnya.
Selain itu, Roby juga menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul, ketahanan pangan nagari, serta nagari tanggap bencana dengan pembentukan tim siaga dan jalur evakuasi di daerah rawan.
Ia menyebut bahwa dirinya maju bukan untuk mengejar jabatan, melainkan untuk menghadirkan perubahan nyata di tengah masyarakat.
“Saya maju karena panggilan hati. Saya ingin membawa semangat baru dalam tata kelola nagari, pemerintahan yang terbuka, melibatkan masyarakat, dan tidak anti kritik,” katanya.
Ia juga mengajak seluruh warga untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan nagari.
“Nagari ini tidak akan maju jika hanya mengandalkan wali nagari saja. Semua harus terlibat, pemuda, niniak mamak, bundo kanduang, dan seluruh elemen masyarakat,” tuturnya.
Dengan semangat kebersamaan dan partisipasi warga yang tinggi, pendaftaran Roby Putra Tama menjadi salah satu momen penting dalam dinamika demokrasi tingkat nagari di Pesisir Selatan. Banyak pihak berharap, kehadiran calon-calon muda seperti RPT dapat membawa pembaruan, transparansi, dan kolaborasi demi kemajuan Nagari IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas.
“Nagari yang maju harus dimulai dari masyarakat yang berdaya saing, berpendidikan, dan memiliki nilai-nilai adat serta religius yang kuat. Itulah arah perjuangan saya,” pungkasnya. (*)














