Rakyat digerakan untuk berpartisifasi dalam membangun masyarakatnya. Semua potensi dimanfaatkan tanpa ada yang ditinggalkan. Kok Cadiak indak mambuang kawan, gapuak indak mambuang lamak, Nan buto paambuih lasuang, nan lumpuah paalau ayam, nan pakak palapeh badi. Dalam kehidupan social ekonomi misalnya, maka digunakan filosofi social Barek Samo dipiku, ringan samo dijinjiang.
Semula, kebiasaan ini terasa memberatkan. Namun karena sudah terbiasa dilakukan di tengah masyarakat maka jadilah kebiasaan ini menjadi adat bahkan jadi cerminan kepribadian.
Memasuki abad 18 terjadi perang saudara di Minangkabau antara kaum Agama yang dipelopori Haji Miskin, Haji Piobang, Tuangku Nan Renceh dan Tuangku Lintau. Raja Pagaruyung Arifing Muningsyah, akhirnya menyingkir dari pusat kerajaan. Peperangan berlangsung selama 18 tahun dari tahun 1803 sampai 1821 M. Belanda memboncengi kaum adat melawan kaum agama. Pada pase kedua tahun 1821 sampai 1825 tanda-tanda kejatuhan kerajaan Paruyung sudah terlihat jelas. Belanda yang ikut membantu, menekan pihak istana sehingga mereka dapat leluasa mengusai kerajaan. Itu ditandai dengan ditunjuknya Sultan Tangkal Bagagar sebagai Regent Tanah Datar.
Pada pase ketiga perlawanan kaum Padri Belanda dibuat kewalahan perang berlangsung lama, akhirnya kesultanan Pagaruyung benar-benar tak berdaya akhir kerajaan Pagaruyung tak lagi mempunyai kekuatan sama sekali.
Belanda yang telah menguasai kerajaan mulai melakukan perubahan sistim pemerintahan di daerah, terutama Luhak Rantau. Terjadi perubahan sistim pemerintahan, perangkat yang dibentuk daulat Pagaruyung, dihapuskan oleh Belanda. Daerah kekuasaan Daulat, diacak acak dan diganti dengan pimpinan baru. Sistim pemerintahanpun diganti, banyak bukti sejarah yang diberangus penerapan adat yang sudah mendarah daging dilarang oleh Belanda, kewibawaan niniak mamak dipangkas.
Dalam menjalankan pemerintahan maka Belanda melahirkan sistim kewedanaan. Sedangkan tiga raja selaku pimpinan kelarasan sebelumnya tidak lagi memegang tampuk pemerintahan, maka hancurlah tamadhun (peradaban) yang dibangun selama ber-abad-abad itu.