Nilai badoncek-nya dari puluhan ribu rupiah sampai nilai jutaan rupiah, sesuai ukuran kemampuan. Ada juga badoncek barang emas, seperti cicin emas, kalung emas, gelang emas dan yang unik sekali ada yang namanya bawaan pemberian dari apak mandeh atau bawaan dari bako selain dari uang dan barang emas, bahkan ada yang membawa memberikan sapi atau kerbau dan lain-lainnya.
“Lanjutan kata pusako batanam, di malam baretong di paduduak kan dulu (dihadiri) dalam balerong baretong, angku ninik mamak, imam khatik, pusako batanam, panitia alek (baralek), pusako pusako, urang sumando, tuan rumah dan pemuda pemudinya. Selesai acara badoncek mahimbuakan nama orang yang bapanggilan, dihitung hasil badoncek dan isi kotak yang dberikan tamu undangan dari siang sampai malam untuk menentukan pendapatan hasil baralek, dihimbaukan oleh protokol lelang,” ucapnya.
“Beragam hasil pendapatan didapat oleh masyarakat yang mengadakan baralek (pesta), jumlah nilai pendapatannya mulai dari puluhan juta rupiah sampai ratusan juta rupiah, tambah lagi beberapa bentuk barang emas,” sambung Syafrizal, salah seorang tokoh masyarakat.
Selanjutnya ia katakan, dunsanak mengadakan hajat baralek diawali musyawarah dulu dengan menghadiri mamak adat suku dengan sebutan datuak, imam khatik, yang dua nama ini dinamakan orang gadang baduo dalam suku, pusako-pusako, mamak pusako batanam, tokoh masyarakat, sumando, panitia baralek yang sudah dibentuk kepengurusan dalam suku, saudara, saudara lain dan tetangga sekeliling lingkungan.
Musyawarah (barapek) dengan tujuan untuk mencari kesepakatan, menentukan kapan bulan atau hari, tanggal baralek yang baiknya ditetapkan, dengan istilah dicari hari nan baik katiko nan elok, diberi pokok oleh panitia, diizinkan oleh mamak adat dalam suku (datuak), disitulah hari ditentukan untuk baralek.
“Di saat itu juga, si tuan rumah menyampaikan pokok baralek ke panitia baralek sesuai keinginan kebutuhan untuk baralek,” ucapnya.