Pimpinan Sanggar Durga, Shirta Sanadi Syahmi mengatakan, seiring berjalannya waktu grup tambua tasa ini semakin banyak diundang dalam acara-acara, mulai dari acara pribadi sampai mendapat undangan dati acara-acara pemerintah.
Ia mengatakan, perkembangan yang pesat ini menuntut grup ini juga ikut mengembangkan diri. Pada tahun 2016, grup ini dikembangkan dengan menambahkan lebih banyak kesenian untuk ditampilkan, seperti tari galombamg, tari pasambahan, tari piriang, randai, talempong, pupuik sarunai dan kesenian tradisional lainnya.
Sanggar seni ini kemudian diberi nama Sanggar Durga, yang merupakan akronim dari nama korong, yaitu Durian Gadang yang berada dalam Nagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman.
Sampai saat ini, kata Sanadi, Sanggar Durga telah banyak tampil di berbagai acara dan juga telah berhasil meraih berbagai prestasi dan penghargaan. Selain acap tampil sebagai juara dalam berbagai iven lokal, Sanggar Durga pernah tampil dalam pembukaan etape 8 Tour de Singkarak (TdS) tahun 2017 di Malibo Anai, Padang Pariaman, pada tahun 2018 Sanggar Durga mendapat kehormatan untuk memimpin 1.000 tambua tasa dalam acara HUT Kabupaten Padang Pariaman ke-185, juga pada tahun 2018 Sanggar Durga mewakili Kabupaten Padang Pariaman pada Festival Langkisau di Pesisir Selatan, di tahun yang sama Sanggar Durga juga ikut memeriahkan pembukaan Porprov XV Sumbar.
“Terbaru, Sanggar Durga meraih juara 2 lomba tambua tasa se-Kabupaten Padang Pariaman tahun 2023, dalam acara HUT Padang Pariaman ke-190,” ujar Sanadi menerangkan.
Medun, Generasi Pertama Sanggar Durga yang kini telah menjadi pelatih mengatakan, regenerasi di Sanggar Durga terus berjalan setiap tahunnya, karena sesuai tujuan awal yaitu membentengi remaja dari hal negatif. Artinya, selama anak-anak usia sekolah ada, maka selama itu pula sanggar ini akan tetap ada.