Warga Nagari Tiku Limo Jorong Tangkap Enam Ekor Buaya Muara

Kontributor Abid Syamnah

Nagari Tiku Limo Jorong

HARIANHALUAN.ID – Masyarakat Nagari Tiku Limo Jorong menangkap enam ekor buaya muara, Selasa (21/2/2023). Akhir-akhir ini, habitat buaya ini semakin meningkat, sehingga mengancam keselamatan masyarakat sekitar.

Menindaklanjuti peristiwa tersebut, Nagari Tiku Limo Jorong, Kabupaten Agam, mengadakan pertemuan bersama BKSDA Sumbar, Kamis (23/2/2023) di aula kantor wali nagari setempat.

Kegiatan ini dihadiri oleh BKSDA Sumatra Barat, BKSDA Agam, pimpinan PT Mutiara  Agam, KAN Tiku Limo Jorong, Bamus Tiku Limo Jorong, dan Pemerintahan Nagari Tiku Limo Jorong.

Acara tersebut membicarakan terkait solusi yang terbaik dari permasalahan yang sering kali terjadi di Nagari Tiku Limo Jorong, bahkan sudah terdapat korban jiwa akibat keganasan buaya muara itu.

Wali Nagari Tiku Limo Jorong, Mardios meminta adanya perhatian khusus dan kerja sama yang baik antara pemerintahan nagari dan BKSDA, untuk menanggulangi masalah perkelahian buaya dan manusia.

“Kami berharap ada perhatian khusus terkait perselisihan buaya dan warga yang ada di Nagari Tiku Limo Jorong. Apalagi ini menyangkut nyawa manusia, beberapa waktu yang lalu sudah ada kasus perkelahian buaya dan manusia yang menyebabkan korban jiwa, tentunya kita tidak menginginkan adanya korban jiwa baru,” kata Mardios.

Sekretaris KAN Nagari Tiku Limo Jorong, Agus Maidi menyampaikan kondisi perkembangan dari buaya muara di daerahnya. “Buaya muara ini pak, seolah seperti bom waktu yang akan membahayakan warga kita. Sekarang buaya tidak hanya di sungai-sungai besar lagi, tapi sudah ke parit-parit kecil yang dekat dengan pemukiman warga, oleh karena itu barangkali kita akan mengadakan goro bersama menangkap buaya agar buaya di daerah kita ini lebih sedikit,” tuturnya.

Kepala BKSDA Sumatra Barat, Ardi Andono menyarankan kepada masyarakat agar dapat hidup berdampingan dengan buaya muara. “Hendaknya warga kita juga bisa menjaga perilaku dan sikap. Bagi warga yang masih beraktivitas di sungai yang merupakan habitat buaya muara, hendaknya dihentikan dulu. Artinya, tidak ada lagi masyarakat yang melakukan aktivitas di sungai, seperti  kegiatan MCK,” katanya.

Ardi juga menyarankan agar pemerintahan nagari dapat memanfaatkan situasi ini menjadi ajang pariwisata dengan membuat penangkaran buaya.

Pada akhir acara, semua sepakat untuk membuat penangkaran buaya di Nagari Tiku V Jorong. Hal ini dijadikan sebagai solusi, agar populasi buaya di Nagari Tiku Limo Jorong menjadi berkurang dan juga menjadi sumber pendapatan baru di nagari ini pada sektor pariwisata khusus. (*)

Exit mobile version