HARIANHALUAN.ID – Wali Nagari Panampuang, Etriwarmon bersama wali nagari se-Kecamatan Ampek Angkek dan didampingi Camat Ampek Angkek melakukan studi kooperatif ke Desa Sengguruh dan Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada tanggal 13 sampai 17 Maret 2021.
Kegiatan studi ini dilakukan dalam rangka peningkatan tata kelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan bersama.
Pada hari pertama disambut oleh Camat Kepanjen dalam sambutannya mengatakan ucapan terima kasih yang tak ternilai telah memilih dua desa di Kepanjen untuk diadopsi dalam pengembangan nagari di Kecamatan Ampek Angkek.
“Semua kesuksesan di Desa Sengguruh dan Dilem, tak terlepas dari peran kebersamaan masyarakat dan personel yang betul-betul dengan niat tulus membangun kesuksesan nagari dalam segala bidang,” kata Ikhwanul.
Ia mengatakan, keunggulan Desa Sengguruh yang luar bisa dari pengelolaan bank desa yang sudah dapat menyumbang pada PAD tahun ini kurang lebih Rp200 juta.
Kemudian hari berikutnya dilakukan kunjungan lapangan ke Desa Sengguruh. Kepala Desa Sengguruh, Jamburi masuk nominasi enam besar kepala desa terbaik se-Jawa Timur.
Dalam ramah tamah, Jamburi mengatakan, saat ini sedang dilakukan penilaian lapangan terhadap kepala desa terbaik se-Jawa Timur. Dimana keseriusan semua pihak dalam menyukaeskan pembangunan, terutama pada bidang pemberdayaan.
“Kita melaksanakan program fokus satu-satu. Jika sudah berdiri, maka dilepas pelan-pelan dan tinggal memonitor rutin lagi, baru kita pindah ke program berikutnya,” ujarnya.
Bank desa di Desa Sengguruh telah dapat menyumbangkan mobil siagan desa dari hasil usahanya yang beromset satu tahun kurang lebih Rp4,2 miliar. Artinya, setiap bulan pencairan ke masyarakat Rp350 juta.
Di waktu bersamaan, Jamhuri melantik pengurus baru gapoktan periode 2023-2026 yang merupakan satu keunggulan program dalam membina kelompok tani.
Lain lagi keunggulan di Desa Dilem, yang ditemukan saat kunjungan lapangan BUMDesa-nya mengelola lokasi wisata desa dan termasuk pengelolaan sampah yang luar biasa. Dimana, selama keliling di lapangan pada dua desa tersebut boleh dikatakan tidak ditemukan sampah yang menumpuk sembarang tempat.
Dari sekian hari perjalan dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa butuh orang-orang yang murni untuk membangun nagarì dan kepedulian masyarakat terhadap arti pentingnya kebersamaan untuk membangun nagari. (*)