“Ini mempunyai filosofi bahwa semua bala dan keburukan dijauhkan dari Nagari Supayang. Ritual tulak bala ini juga sempat terhenti akibat Covid yang sempat melanda,” ucapnya.
Sementara itu, Pamong Budaya Wirasto mengatakan bahwa kearifan lokal masyarakat harus tetap dilestarikan sebagai warisan budaya tak benda, yang mana dahulu hampir semua nagari di Kabupaten Solok punya ritual sebagai kekayaan budaya yang saat ini sudah mulai jarang dilakukan.
“Kabupaten Solok sangat kaya dengan beragam budaya, seperti ritual khusus ini,” kata Wirasto. (*)