AGAM, HARIANHALUAN.ID — Bencana banjir lahar dingin di beberapa nagari termasuk Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, masih menyisakan trauma dan pilu bagi warganya.
Wali Nagari Panampuang, Etriwarmon mengatakan, trauma dan kesedihan tersebut terjadi akibat adanya rumah warga yang mengalami rusak ringan, sedang dan berat, serta area pertanian yang tertimbun material banjir berupa pasir kayu dan batu-batuan.
“Di masa tanggap darurat, warga serentak mengumpulkan donasi untuk membantu di lapangan. Tidak ketinggalan, KSB Nagari Panampuang yang selama 10 hari turut serta membantu membersihkan beberapa lokasi bencana,” katanya.
Di samping itu, katanya, KSB Nagari Panampuang juga berhasil mengumpulkan donasi lebih kurang Rp20 juta, termasuk dari hasil “badoncek” pada acara halalbilhalal para perantau Panampuang.
“Donasi yang terkumpul tersebut diserahkan langsung kepada kami tanggal 2 Juni 2024 di Jakarta oleh pengurus IKPJ didampingi panitia HBH,” ujarnya.
Etiwarmon menyebutkan, KSB Nagari Panampuang bersama pemerintahan nagari sepakat dana tersebut digunakan untuk membantu warga, yang rumahnya mengalami kerusakan baik rusak ringan, sedang maupun rusak berat.
“Tahap pertama dilakukan perbaikan rumah warga yang mengalami rusak ringan. Salah satunya rumah Syukriah di Jorong Panca Batu Taba, setelah dilakukan verifikasi oleh perwakilan KSB didampingi Wali Nagari Panampuang dan Batu Taba, serta Camat Ampek Angkek pada tanggal 19 Juni dan juga didua lokasi,” ucap Etriwarmon.
Setelah dilakukan rapat membahas data hasil verifikasi lapangan, pada 25 Juni dimulai pekerjaan dan sampai saat ini anggota KSB sudah tiga kali turun melakukan pekerjaan di lapangan secara swadaya, dengan hasil sudah 80 persen rumah Syukriah siap ditempati. Selanjutnya akan dilakukan pekerjaaan dengan finishing.
“Pekerjaan selanjutnya, KSB juga akan memulai pembangunan rumah warga yang rusak berat berdasarkan hasil verifikasi dan juga menjalankan amanah dari ibu PKK Pasia yang mengumpulkan berupa atap sebanyak delapan kodi,” tutur wali nagari. (*)