PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Pesona Budaya Tabuik Piaman tahun 2024 diwarnai dengan berbagai lomba yang mengikutsertakan murid TK, SD, SMP hingga SMA dan sederajat.
Anak nagari yang menjadi panitia kegiatan merancancang perlombaan tersebut untuk mengenalkan kebudayaan khas Kota Pariaman kepada anak muda mulai dari usia dini.
Ketua Panitia Pesona Budaya Tabuik, Firman Syakri Pribadi mengatakan, partisipasi masyarakat dari berbagai tingkatan usia dan latar belakang sangat dibutuhkan dalam menyemarakkan acara. Terutama anak sekolah, yang bisa dibina agar di kemudian hari bisa menjadi Duta Tabuik.
Salah satu ajang yang menjadi sorotan ialah lomba video Tabuik untuk siswa SMA dan sederajat. Kata Firman, bukan hanya kreasi video yang dinilai, tetapi juga pemahaman peserta yang bisa menampilkan prosesi Tabuik secara utuh.
“Bukan hanya video yang dinilai, tapi bagaimana peserta bisa menampilkan secara utuh proses pembuatan Tabuik itu seperti apa walaupun dalam durasi yang singkat. Mereka bisa belajar dari prosesnya, kemudian bonusnya adalah seberapa bagus video mereka,” katanya kepada Haluan, Senin (8/7).
Ia bersama anak nagari lainnya yang bergabung dalam kepanitiaan menekankan betapa pentingnya siswa SMA memahami prosesi Tabuik. Sebab, mereka ialah generasi yang akan melestarikan kebudayaan tersebut sampai beberapa puluh tahun ke depan.
“Paling penting mereka bisa paham ternyata proses Tabuik itu seperti ini. Harapannya dalam beberapa tahun ke depan mereka semakin paham, sehingga mereka juga bisa jadi Duta Tabuik,” ujarnya.
Menurut Firman, saat ini tidak banyak anak daerah yang memahami makna di balik setiap prosesi Tabuik. Sebelum pengetahuan akan kebudayaan itu semakin memudar, maka dihadirkanlah berbagai perlombaan tersebut.
“Karena kalau kita lihat sekarang, mungkin tidak banyak orang yang paham dengan apa itu Tabuik, prosesi, apa hubungannya dengan ini dengan itu. Kita mengambil segmen anak SMA karena meyakini mereka bisa memahami dengan baik,” paparnya.
Selain lomba video yang diikuti siswa SMA, panitia juga menghadirkan lomba mewarnai gambar Tabuik untuk anak TK. Sementara untuk tingkat SD, diadakan lomba gandang tasa, alat musik tradisional khas Pariaman.
Kemudian untuk tingkat SMP dan sederajat, Firman bersama jajaran kepanitian Pesona Budaya Tabuik mengadaka lomba foto Tabuik.
“Sebelum perlombaan ini dimulai, panitia sudah menginformasikannya ke sekolah dari dua minggu sebelumnya. Karena kita juga ingin, anak-anak menyiapkan diri lebih optimal dalam perlombaan,” ujarnya. (*)