Sejarah Singkat Tujuah Lurah Koto Rantang Sepakat, Rumah Gadang Perantau Kecamatan Palupuh SE Indonesia
HARIANHALUAN.id – Tujuah Lurah Koto Rantang Sepakat atau disingkat TKS adalah organisasi perantau Minangkabau yang berasal dari daerah administrasi Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam.
Tujuah Lurah Koto Rantang nama lain dari Kecamatan Palupuh. Nama tersebut merupakan representasi dari wilayah kecamatan Palupuh secara keselurahan, sebab ada tujuh lurah dan tujuh aliran anak sungai mulai dari perbatasan Agam dan Limapuluh Kota, nagari Pagadih, Pasia Laweh, hingga Nan Tujuah yang berbatasan dengan Kabupaten Pasaman. Kemudian wilayah Koto Rantang yang berbatasan langsung dengan kanagarian Gadut Tilatang Kamang.
Organisasi ini terbentuk sejak tahun 1958 di Bukittinggi, sehingga lebih tua dibanding usia kecamatan Palupuh yang baru menjadi kecamatan sendiri pada tahun 1967. TKS dimulai dari koperasi yang diberi nama Tujuah Lurah Koto Rantang Sepakat. Dengan anggotanya masyarakat perantau kecamatan palupuh di Bukittinggi. Koperasi ini memiliki aset berupa pandam pakuburan di Mandiangin kota yang diperuntukan bagi masyarakat perantau Palupuh di Bukittinggi dan sekitar. Saat ini tengah dibangun Balairung untuk pertemuan di lokasi yang sama.
Dalam perkembangannya, Tujuah Lurah Koto Rantang Sepakat juga hadir di kota-kota lain di seluruh Indonesia secara mandiri dan tidak saling terikat secara keorganisasian satu sama lain, seperti Jakarta, Padang, Pekanbaru, Duri dan Medan. Yang mengikat hanya daerah asal dan nama Tujuah Lurah Koto Rantang Sepakat saja dengan tujuan untuk mempererat silaturahmi sesama perantau di tanah rantau.
Walaupun terpisah oleh daerah administrasi masing-masing daerah rantau setiap kelompok memiliki persamaan kepedulian ke kampung halaman. Ini terbukti dengan banyaknya peran perantau TKS dalam setiap kegiatan pembangunan dan pemberdayaan di Kecamatan Palupuh sampai saat ini.
Pada 2016 diadakan pertemuan TKS Bukittinggi berlokasi di SMPN 4 Bukittinggi. Emwardi Spd sebagai ketua pantia pertemuan dan dihadiri oleh perantau-perantau dari Bukittinggi dan sekitar serta tokoh-tokoh masyarakat Palupuh dari daerah lain di Indonesia. Salah satu hasil pertemuan tersebut terpilih Drs Nofrizal Usra,. Mpd sebagai ketua TKS Bukittinggi.