Hoyak Galembong Randai Legusa Saiyo pada FNJ Tgl3

Pertunjukan randai oleh Sanggar Seni Legusa Saiyo (Lima Puluh Kota) pada FNJ Tgl3 di Gedung Manti Menuik Ladang Tari Nan Jombang, Balai Baru, Kota Padang, beberapa hari lalu. KIKI NOFRIJUM

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Riuh dan sorak penonton terdengar di antara tapuak galembong. Sesekali khidmat mendengar gurindam yang berdendang mendayu dalam simarantang-nya randai yang sedang berpanggung di Gedung Manti Menuik Ladang Tari Nan Jombang, Kota Padang, Senin (3/2/2025).

Pertunjukan itu dalam nyawa Festival Nan Jombang Tgl3 (FNJ Tgl3) yang konsisten dihelat Nan Jombang Dance Company setiap tanggal tiga di setiap bulan. Memasuki gelarannya di bulan kedua, FNJ Tgl3 yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation itu selalu menyuguhkan pertunjukan-pertunjukan yang “mahal” – secara esensinya.

Babak demi babak cerita seolah terhubung langsung dengan penonton. Lafal-lafal yang terucap dari pemeran tokoh tak luput dari tangkapan mata dan telinga penonton. Begitulah Sanggar Seni Legusa Saiyo, Kabupaten Lima Puluh Kota, memainkan seni pertunjukan randai.

“Cerita Santan Batapi menjadi bekal kami untuk mengabarkan kaba randai ini pada Festival Nan Jombang Tgl3. Ini pengalaman menakjubkan. Meski tak sebanyak penonton pada festival-festival terbuka, tapi kami melihat penonton di sini dalam perhatian yang penuh,” kata salah seorang pengurus dari Sanggar Seni Legusa Saiyo.

Selain pertunjukan utama, Sanggar Seni Legusa Saiyo pada FNJ Tgl3 itu juga membawa sejawat lain dengan pertunjukan seni tradisi lainnya. Ada atraksi mamancak silek dari Perguruan Silat Kuciang Bapaluak, Tari Piring yang dikreasikan, dan Silek Podang dari Perguruan Silat Singo Harau.

Tak sia-sia rombongan dari Luak Limo Puluah Koto itu mengangkut pertunjukannya ke Kota Padang. Di antara penonton yang hadir, FNJ Tgl3 juga dihadiri dari jajaran pemerintahan provinsi seperti Dinas Kebudayaan Sumatera Barat (Sumbar), dan pemerhati lainnya.

Sekilas pertunjukan randai dari Legusa Saiyo ini benar-benar membawa energi dan semangat yang tak terduga. Para pemain randai nan muda dan energik memengaruhi bentuk pertunjukan randainya yang juga penuh semangat.

Tapiak dan hoyak galembong-nya membuat penonton takjub. Kreativitas dan inovasi yang dihadirkan dalam pertunjukan randai oleh Legusa Saiyo mampu bersanding dengan kemajuan zaman saat ini yang serba praktis. Sehingga pertunjukan randai yang dibawa Legusa Saiyo ini menjadi pertunjukan yang terlihat segar.

Pimpinan Nan Jombang Dance Company, Ery Mefri mencurahkan rasa senang dan bangganya atas kesetiaan FNJ Tgl3 memanggungkan seni pertunjukan. Ini tidak terlepas dari upayanya untuk menghargai seni tradisi dan juga kontemporer dalam membangkitkan ekosistem berkesenian di Sumbar.

“Sudah 13 tahun dan 10 tahun bersama Bakti Budaya Djarum Foundation, Festival Nan Jombang Tgl3 masih setia sampai sekarang ini. Saya bangga dengan diri saya sendiri dan semua orang yang hadir di sini. Anak-anak di depan ini adalah penonton setia yang kelak akan menjadi penerusnya,” katanya penuh haru.

Sekilas mengulas kesetiaannya dengan seni pertunjukan, Ery Mefri menyatakan Nan Jombang seakan menerima anugerah yang luar biasa dari jalan panjangnya merintis dan berproses. Selain konsistennya FNJ Tgl3, Nan Jombang Dance Company kini juga dipercaya penuh oleh Kementerian Kebudayaan RI melalui Dana Indonesiana-LPDP untuk menjalankan iven strategis kementerian pada gelaran Kaba Festival 2025 yang sedang berlangsung, yang telah dimulai sejak Januari kemarin dan akan berakhir pada Juni nanti.

“45 negara dan 70 lebih panggung pertunjukan sudah kami tempuh. Ini hadiah Allah SWT kepada Nan Jombang. Ery Mefri bersama Nan Jombang bangga membawa nama Minangkabau dan Sumatera Barat ke mana-mana. Semoga yang kami jalani dengan tulus ini mencapai hasil yang membahagiakan,” kata sang Maestro Tari Indonesia tersebut. (*)

Exit mobile version