HARIANHALUAN.ID – Sebuah film musikal anak yang alurnya pertualangan dibintangi oleh tiga anak asal Ranah Minang, dengan judul “Pangeran Reborn” akan segera tayang di bioskop pada Agustus 2022.
Produser Pangeran Reborn dari Rien’s Management, Ria Ariyani Arifin mengatakan, tujuan dari pembuatan film ini untuk edukasi dan memberikan pesan moral kepada orang tua, tentang indahnya masa kanak-kanak zaman dahulu tanpa gadget.
“Selain menghibur, kita ingin memberikan edukasi kepada orang tua tentang indahnya masa kanak-kanak sebelum adanya gadget,” ujarnya dalam keterangan persnya di Padang, Sabtu (23/7/2022).
Ria Ariyani Arifin berkeinginan anak-anak semua mengetahui betapa bahagianya masa kecilnya tanpa gadget, seperti bermain patok lele, meriam hingga bermain telepon dengan mengunakan kaleng-kaleng.
Tidak hanya itu, di dalam film ini juga ada edukasi tentang cara membuat gula aren dari tebu dengan bantuan gerobak sapi.
“Saya melihat anak-anak saat ini cenderung cuek dengan lingkungan sekitarnya. Sungguh miris, mereka hanya sibuk dengan aneka permainan yang ditawarkan handphone,” katanya.
“Alhamdullilah, film Pangeran Reborn segera tayang di bioskop XXI. Nantinya, tayang perdana pada Agustus yang juga akan dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy,” ujarnya.
Ria Ariyani Arifin juga mengatakan, film ini sempat terkendala tayang di bioskop karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Syuting dilakukan awal Tahun 2021 dan pembuatan filmnya selama satu setenggah bulan, dengan proses syuting selama tujuh hari.
Semua proses pembuatan hingga pemilihan pemain dilakukan di Sumbar. Ketiga pemeran utama terpilih anak-anak berbakat asal Ranah Minang, seperti Bevan Badran, Naura Rahma Syaakira dan Khairunnisa Mulya. Proses syuting di Lawang Park, Bukittinggi, Pariangan Tanah Datar, dan Kota Padang.
Ketiga pemeran utama sama sekali awam dalam dunia perfilman. Bahkan dalam film ini debut pertama kali mereka bermain film, namun mereka sangat menikmatinya. “Kami sengaja memilih pemain baru dari Sumbar. kami melihat ada bakat-bakat anak Minang yang masih belum tergali,” ucapnya.
Sementara itu, Sutradara Raymond Moza mengatakan, film ini salah satu tujuan untuk mempromosikan wisata yang ada di Sumbar. Film pertualangan ini mengajak anak untuk kembali kepermainan sebelum adanya handphone.
“Ketiga peran utama memang pemain perdana main film, tapi mereka semua sudah terbiasa dengan kamera. Mereka semua sudah terbiasa dengan kamera, jadi syutingnya dapat dilaksanakan selama tujuh hari, waktu itu mereka baru kelas lima sekolah dasar (SD),” katanya.
Dipilihnya judul Pangeran Reborn menunjukan seorang anak manja di dalam keluarga yang kemudian berubah setelah mengenal permain tradisional. “Ceritanya anak manja, selama berada di kampung dia menikmati permain tradisional, dan setelah kembali ke kota selalu merindukan kampung,” katanya.
Salah satu pemeran utamanya, Naura Rahma Syaakira mengatakan, selama proses syuting ia mengenal permainan tradisonal anak-anak, yang selama ini tidak pernah tau apalagi memainkannya.
“Selama syuting, kami benar-benar tidak pegang gadget sama sekali. Dan selama syuting pula kami banyak mengenal permainan seperti patok lele, meriam hingga bermain telepon dengan mengunakan kaleng-kaleng,” ujarnya.
Pemeran lainnya, Bevan Badran juga mengatakan, film yang dibintangginya banyak memberikan edukasi selama proses syuting berlangsung. Pasalnya, selama syuting, ia mengetahui cara membuat gula aren dari tebu dengan bantuan gerobak sapi, dan permainan tradisional yang selama ini juga jarang ditemuinya.
Senada Khairunnisa Mulya Sari yang juga pemeran utamanya menambahkan, banyak hal-hal yang selama ini tidak mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.
“Melalui film ini kami bisa mengenal permainan dan makanan tradisional dan indahnya pemandangan ranah Minang,” ucapnya. (*)