Sementara itu, Imam Juaini selaku project manager kegiatan ini mengatakan bahwa iven Aceh Perkusi 2022 dengan tema “Permata Tanah Serambi” ini sebagai catatan bahwa kekayaan dan keberagaman perkusi di tengah-tengah masyarakat Aceh begitu beragam, atraktif dan unik, sehingga menjadikannya sebagai identitas musik budaya masyarakat Aceh, yang harus dijaga dan dikembangkan dalam upaya mempertahankan eksistensinya di tengah kondisi perubahan zaman.
Kepala Bidang Bahasa dan Seni Disbudpar Aceh, Nurlaila Hamjah secara terpisah mengemukakan bahwa kegiatan Aceh Perkusi merupakan iven penting dan strategis, karena dapat dijadikan sebagai momen yang tepat untuk promosi, edukasi, membangun relasi, mengembangkan kreativitas dan melakukan interaksi seni secara luas.
“Pada kesempatan ini, kami mencoba mengimplementasikan konsep tersebut dalam bentuk kegiatan, seperti kemah perkusi, klinik perkusi, seueng rapai dan parade perkusi. Kegiatan yang akan berlangsung selama 3 hari ini berpusat di Taman Bustanussalatin-Banda Aceh, tetap menerapkan protokol kesehatan sebagaimana mestinya,” tutur Nurlaila. (*)