Tak lama setelah serah terima jabatan sebagai Kapolres Sijunjung pada 2014, Dwi Sulistyawan mulai resah dengan maraknya aksi pembalakan liar dan pertambangan tanpa izin (PETI) oleh masyarakat setempat.
Dwi kemudian memulai gerakan menghidupkan kembali lahan-lahan produktif terlantar sebagai upaya preventif pencegahan Ksi PETI yang telah menyebabkan kerusakan di sepanjang aliran sungai.
Hasilnya, perlahan namun pasti, berawal dari sebidang lahan yang dimanfaatkan untuk perkebunan sawit dan buah-buahan di daerah Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, hingga kini gerakan itu berhasil menyerap sebanyak 35 orang yang dulunya berprofesi sebagai pembalak liar dan penambang emas ilegal sebagai tenaga kerja.
“Saat pertama kali saya dipindahtugaskan ke Sumatra Barat sebagai Kapolres Sijunjung pada 2016 lalu, saya menyaksikan adanya aksi pembalakan liar dan pertambangan illegal yang dijadikan mata pencaharian sebagian masyarakat. Hal itu menyebabkan kerusakan lingkungan yang masif, padahal di sana lahan-lahan yang terlantar dan tidak tergarap sangatlah banyak,” ujar Dwi Sulistyawan saat ditemui di ruangan kerjanya pada Minggu (9/10/2022).
Sebagai Kapolres Sijunjung ketika itu, aksi-aksi pengrusakan lingkungan telah membuat Kombes Pol Dwi Sulistyawan yang ternyata juga dibesarkan di tengah keluarga petani ini iba dan miris, apalagi setelah dirinya menemukan fakta bahwa masyarakat setempat terpaksa membabat hutan atau melakukan penambangan illegal, karena memang hanya itu pilihan yang mereka miliki.
“Saya merasa iba dan kasihan, karena ternyata mereka melakukan itu bukan untuk mencari kekayaan, namun hanya untuk menyambung hidup saja. Apalagi saat melihat kulit pundak kebanyakan mereka yang sudah tebal dan kapalan, karena setiap hari mengangkut kayu naik turun bukit,” ucapnya.
Berangkat dari kenyataan itu, Kombes Pol Dwi Sulistyawan semakin yakin bahwa upaya pemberantasan aksi illegal logging dan illegal minning yang telah marak terjadi di wilayah hukumnya itu tidak bisa diselesaikan hanya dengan penegakan hukum semata.
Ia menuturkan, sesuai dengan tagline Polri Presisi serta Sapta Marga Polisi yang dipegang teguhnya, diperlukan pendekatan preventif untuk menyelesaikan persoalan pembalakan dan pertambangan liar yang telah semakin mengancam kelestarian alam sekitar.
“Dari pemikiran itulah kemudian saya memutuskan untuk membeli sebidang lahan terlantar, lalu saya kelola dan pekerjakan masyarakat setempat yang sebelumnya rata-rata berprofesi sebagai pembalak liar dan penambang illegal untuk mengelolanya, salah satu tujuannya agar mereka berhenti merambah hutan dan merusak alam,” ucap perwira menengah Polri yang kini menjabat sebagai Kabid Humas Polda Sumbar.
Dwi Sulistyawan menuturkan, kini perkebunan sawit, durian, lengkeng dan beraneka ragam buah lainnya yang terletak sekitar 17 kilometer di pedalaman hutan yang akses jalannya terletak di pinggir jalan raya Sijunjung-Kuantan Singingi ini, telah semakin berkembang dengan baik.
Tidak hanya perkebunan sawit dan buah, menurutnya, bahkan di sana kini juga telah berdiri sebuah peternakan kambing dan ayam dengan sistem kandang terbuka atau Open Cage.
Mengenai awal berdirinya peternakan ini, Kombes Dwi juga punya cerita menarik, dikisahkannya, peternakan kambing tersebut mulanya berawal ketika dirinya membeli tujuh ekor kambing dari seorang masyarakat yang mengaku sedang butuh uang.
Akan tetapi melalui tangan dingin Kombes Pol Dwi dan para pekerja di kebun dan peternakan yang hingga kini terkenal dengan sebutan kebun Kapolres bagi masyarakat sekitar itu, kambing-kambing itu kemudian berkembang biak, sehingga saat ini jumlahnya sudah mencapai 35 ekor kambing.
“Di dalam kebun itu, ratusan ayam dan puluhan kambing dipelihara dengan cara dilepas begitu saja, mereka mencari makan dan bisa kembali ke kandangnya masing-masing sendiri,” tutur Dwi menggambarkan suasana perkebunan dan peternakannya yang telah menginspirasi banyak personel Polres Sijunjung untuk melakukan gerakan serupa itu.
Dwi bercerita, bahkan meski dirinya tidak lagi menjabat sebagai Kapolres Sijunjung dan telah dipindahtugaskan hingga ke daerah Palembang pun, dirinya masih menyempatkan diri di sela kesibukannya untuk kembali ke kebun kesayangannya itu minimal satu kali dalam dua bulan.
Sebab menurut ayah dari tiga orang anak yang pada tahun ini genap berusia 50 tahun ini, bagi dirinya kembali ke kebun dan berbaur dengan masyarakat sekitar, memiliki suatu kebahagiaannya tersendiri.
Bahkan, menurutnya, kini dirinya telah memiliki sejumlah orang tua dan saudara angkat di dekat perkebunan miliknya yang ada di Nagari Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung itu.
“Justru di tempat yang jauh dari hingar bingar kehidupan perkotaan seperti itulah saya merasakan makna kebahagian sejati. Apalagi saat saya bergaul, berinteraksi langsung dan menyaksikan senyum dan canda tawa dari masyarakat yang meski hidup dalam kondisi serba terbatas, namun memiliki seribu cara untuk menikmati hidup dan mereka bahagia,” tuturnya.
Selain merupakan kepuasan batin tersendiri bagi dirinya, bagi Kombes Pol Dwi kegiatan berkebun juga merupakan bagian dari investasi jangka panjang. Sebab, menurutnya, bertani maupun berkebun merupakan pekerjaan yang sekali menanam dan merawat lalu hasilnya dapat dinikmati bertahun-tahun kemudian.
Tidak hanya saat bertugas di Polres Sijunjung, Kombes Pol Dwi menuturkan, hobi berkebun telah dimulainya saat menjabat sebagai Wakapolres Way Kanan Polda Lampung pada 2007 silam. Menurutnya, di sana bahkan dirinya telah memiliki sebuah perkebunan karet.
“Di sana bahkan sampai saat ini karyawan perkebunan karet saya jumlahnya sekitar 35 orang yang terdiri dari karyawan tetap dan karyawan tidak tetap, dan di sana pada saat itu saya juga melibatkan anggota saya untuk bekerja sama membuka kebun sebagai tabungan investasi masa depan,” ucapnya.
Melalui gerakan yang telah dibangunnya sejak beberapa tahun terakhir di Sumbar, Kombes Pol Dwi juga telah membuktikan bahwasanya hobi yang kemudian berkembang menjadi gerakan preventif sesuai dengan tagline Polri yang dilakukannya di sela rutinitasnya yang padat itu, tidak menjadi penghalang bagi karirnya di dunia kepolisian.
Tercatat, sebelum dilantik sebagai Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan pernah menduduki sejumlah jabatan, dimulai pada saat dirinya merintis karir kepolisian sebagai Kanit Regident Satlantas Polres Sampang Polwil Madura Polda Jatim, kemudian karirnya terus menanjak hingga menjadi Kasat Lantas Polres Sidoarjo, lalu tidak lama setelahnya diamanahkan untuk menjabat Kabag Ops Polres Kediri.
Kemudian sosok perwira polisi ramah dan murah senyum ini juga pernah ditugaskan ke Direktorat Pendidikan dan Latihan Polda Jawa Timur, diamanahkan sebagai Kapolsek Purwodadi Pasuruan, Jawa Timur, Kepala Koordinator Siswa Polda Lampung, Wakapolres Way Kanan Polda Lampung, Kapolres Sijunjung yang kemudian ditarik sebagai Auditor Madya Tingkat III Itwasda Polda Sumbar hingga akhirnya dipercaya untuk menjabat sebagai Kabid Humas Polda Sumbar.
Dwi menambahkan, tahun demi tahun yang telah pernah ia habiskan dan abdikan saat bertugas di Polres Sijunjung, juga merupakan salah satu momen penugasan paling berharga sepanjang karirnya di dunia kepolisian.
Sebab, menurut Dwi, saat penugasan di Kabupaten Sijunjung itu jugalah dirinya merasa bisa menginspirasi banyak rekan seprofesi maupun bawahannya untuk ikut ambil bagian dalam operasi pemberantasan PETI melalui pemberdayaan masyarakat menggarap lahan-lahan terlantar.
“Saya adalah salah satu personel Polri yang masih meyakini bahwasanya tugas-tugas kepolisian tidak melulu soal penindakan ataupun penegakan hukum. Jauh lebih berarti lagi sebenarnya apabila kita bisa menyediakan pilihan alternatif pekerjaan lain bagi pelaku PETI,” ucap Dwi.
Lebih jauh Dwi menuturkan, dirinya berpandangan bahwa pekerjaan petani, merupakan salah satu profesi paling mulia di dunia. Sebab meski kerap diidentikkan dengan kemiskinan, bagi Dwi petani adalah kalangan masyarakat yang memang benar-benar hanya memakan apa yang menjadi hak dan rezeki hasil keringat dan jerih payah mereka sendiri.
“Bertani itu pekerjaan mulai, suci dan rezekinya terjauh dari segala subhat, makanya kadang kalau saya perhatikan hidup mereka itu bahagia dan penuh keberkahan bahkan meski mengalami kesulitan ekonomi,” ucapnya.
Dwi juga mengungkapkan, salah satu rahasia suksesnya untuk bisa diterima dan populer dikalangan masyarakat, khususnya para petani di Sijunjung, tidak terlepas dari upayanya untuk selalu menerapkan dan prinsip-prinsip Polri Presisi yang selama ini digaungkan oleh Kapolri dalam setiap pelaksanaan tugas.
“Bagi saya, selain sebagai aparat penegak hukum, anggota Polri juga harus mampu membaca penyebab kenapa suatu persoalan muncul. Sehingga untuk mengatasinya, mutlak dibutuhkan upaya-upaya preventif pencegahan seperti halnya yang telah saya lakukan dalam upaya pemberantasan PETI ini,” tuturnya. (*)
Laporan: Muhammad Fauzi (Wartawan Harian Haluan)