Ini Kisah AKP Junaidi, yang Tak Kenal Lelah Membantu Warga Dimanapun

Kapolsek Talamau, AKP Junaidi

Ketika bencana gempa melanda Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) pada 25 Februari, semua pihak berjibaku memberikan pertolongan terbaik, termasuk Ajun Komisaris Polisi (AKP) Junaidi, yang menjabat Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Talamau.

Ia sibuk membantu warga menyeberangi reruntuhan longsor di atas tanah yang berlumpur, berbatu dan ancaman bukit yang labil pascagempa melanda daerah tersebut. Sejak daerah itu diguncang gempa, ia tidak kenal lelah membantu warga.

Lelaki 49 tahun itu tidak henti-hentinya berjibaku bersama anggota membantu warga korban gempa sampai menyeberangkan warga melewati reruntuhan longsor. Usai masa tanggap darurat bencana gempa berakhir pada 10 Maret 2022, jangan kira Bang Jun begitu ia akrab dipanggil, dapat tidur nyenyak dan istirahat di rumah.

Longsor di jalur Talu-Simpang Empat tepatnya di Polong Enam dan Rimbo Kejahatan berulang kali terjadi, membuat akses utama menuju ibu kota Simpang Empat terputus total. Jalan yang dilanda longsor itu merupakan satu-satunya akses jalan menuju Simpang Empat. Sementara jalan alternatif sangat sulit dan berat ditempuh dengan kendaraan.

“Sejak hari gempa, saya dedikasikan diri saya membantu korban gempa untuk evakuasi, memperoleh bantuan sampai menyalurkan berbagai bantuan yang datang,” kata suami dari Elida Warnis ini.

Bagi seorang Junaidi, selagi bisa bermanfaat bagi orang lain, apapun akan dilakukan selagi tidak bertentangan dengan hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lelaki yang lahir 12 Juni 1973 itu, memegang teguh prinsip dalam hidupnya.

Sejak tamat pendidikan polisi Sekolah Bintara (Seba) Polri Tahun 1993/94 dan tamat perwira Sekolah Inspektur Polisi (SIP) pada 2011 lalu, ia tidak pernah mengeluh dimanapun bertugas. Berbagai tantangan dalam bertugas telah dilalui.

Terpenting, katanya, selain melaksanakan tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, ia juga selalu berupaya berbuat baik kepada masyarakat. “Jangan sombong, bersyukur dan yakin kalau berbuat baik akan selalu ditolong oleh Allah SWT,” katanya.

Polisi ini, katanya, tidak suka menjilat hanya untuk keuntungan dan kenyamanan pribadinya. Namun, selalu berbuat untuk kepentingan bersama. Sambil berlalu, ia menyebutkan kata-kata Jenderal Hoegeng “Baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik,” ujarnya. (*)

Reporter: Osniwati

Exit mobile version