HALUANNEWS, PADANG – Hoya pesawat terbang yang mengitari titik tumpunya, diiringi suara lagu ceria khas anak-anak, membuat Caca dan Rara senang dan riang. Setelah 2-3 menit berlalu, permainan yang sudah berumur 42 tahun ini pun berhenti.
Ditemani ibunya, dua gadis cilik itu kemudian beralih ke hoya lain seperti kuda, mobil polisi, kelinci, dan kereta api.
Memasukkan dua buah koin, barulah pemainan tersebut bisa bergerak. Ada yang begoyang, ada pula yang memutar. Delapan buah koin dibeli dengan harga 10 ribu.
Lokasinya berada di Lantai II Pasar Inpres dengan nama Garuda. Di sini terdapat 28 unit hoya. Enam di antaranya sudah berumur 42 tahun.
Chandra (42), generasi kedua pemilik bisnis ini mengatakan, sarana permainan yang menyediakan berbagai jenis hoya ini, sudah ada sejak tahun 1980 di Padang Panjang. Serta salah satu yang tertua dan bertahan hingga sekarang di Sumatera Barat.
“Sebelumnya Garuda berada di Pasar Usang selama tiga tahun, dari tahun 1980. Lalu pindah ke dekat Bioskop Jaya, lalu ke Pasar Inpres sejak tahun 1986-1987 hingga sampai sekarang. Dulu ada dingdong, tapi sekarang hoya saja,” ujarnya.