HARIANHALUAN.ID – Sekitar 300 an peserta mengikuti seminar internasional yang digelar Poltekkes Kemenkes Padang secara zoom meeting dan live streaming di Youtube, Minggu (15/12).
Pada seminar internasional ini, Poltekkes menghadirkan tiga narasumber. Pertama, Dr. Najihah Zainol Abidin dari Malaysia yang membahas assessing the impact of climate change on public environment health (menilai dampak perubahan iklim terhadap kesehatan lingkungan masyarakat).
Narasumber Kedua, Regie P De Jesus, PhRN, EURN, MAN, PhDNS yang membahas Strenghtening nursing education capacity related to climate change adaptation (penguatan kapasitas pendidikan keperawatan berkaitan dengan adaptasi perubahan iklim).
Narasumber ketiga Wakil Direktur (Wadir) I Poltekkes Kemenkes Padang, Dr. Gusnedi, STP, MPH yang membahas sustainable dietary patterns : reducing carbon footprint through food choices (pola makan berkelanjutan: mengurangi jejak karbon melalui pilihan makanan).
Acara ini dipandu Revi Nilam Sari, S.Pd., M. Pd serta dimoderatori Dosen Poltekkes Kemenkes Padang, Nur Ahmad Habibi, S. Gz. M. P dan Nindy Audia Nadira, SKM., MKM.
Seminar internasional dibuka secara resmi oleh Wakil Direktur I Poltekkes Kemenkes Padang, Dr. Gusnedi, STP., MPH. Ia mengapresiasi antusiasme peserta meskipun pelaksanaan seminar digelar pada hari libur.
“Kita mengapresiasi antusiasme peserta untuk bergabung dalam zoom meeting dan youtube channel. Semoga peserta mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari para narasumber,” tuturnya.
Ia menambahkan seminar internasional kali ini membahas topik yang penting yaitu Adaptation of Global Health Systems to the Impact of Climate Change : Strategies, Innovation And Collaboration (Adaptasi sistem kesehatan global akibat dampak perubahan iklim) baik dari sisi strategi, inovasi maupun kolaborasi.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat, dr. Lila Yanwar, MARS yang turut menjadi keynote speaker mengatakan, saat ini dunia tengah berhadapan dengan dua situasi. Menghadapi perubahan iklim dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
“Oleh karenanya bagaimana kita berperan mengurangi dampak negatif nya dan meningkatkan dampak positifnya,” tuturnya.
Lila menjelaskan perubahan iklim juga memiliki dampak langsung dan dampak tidak langsung. Seperti berpengaruh ke kualitas air, udara dan ekologi, lingkungan hingga penyakit tidak menular, kondisi kesehatan dan fasilitas kesehatan.
“Kita berkomitmen untuk beradaptasi secara global, meningkatkan kapasitas adaptif, menurunkan kerentanan, meningkatkan daya tahan atau resiliensi, meningkatkan literasi, meningkatkan kapasitas lokal, manajemen pengetahuan, mengeluarkan kebijakan serta adaptif terhadap teknologi,” tutur Lila.
Ia juga mengimbau untuk meningkatkan kolaborasi lintas sektor.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Dr. Dewi Susanti., M. Keb. mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu capaian Pusat Unggulan Iptek (PUI) Poltekkes Kemenkes dalam hal academic excellent yaitu sebagai pembicara tingkat internasional dalam mempresentasikan hasil-hasil riset terkait.
Ia menambahkan latar belakang pemilihan topik seminar internasional ini, sebab dampak perubahan iklim terhadap kesehatan di Indonesia sangat beragam dan signifikan.
“Dari peningkatan penyakit menular, polusi udara, hingga masalah kesehatan mental. Perubahan iklim memperburuk kondisi kesehatan masyarakat di seluruh wilayah. Kesehatan lingkungan menjadi sorotan karena degradasi lingkungan memicu munculnya penyakit-penyakit baru dan memperburuk kondisi yang sudah ada. Di sisi lain, perubahan iklim mempengaruhi produksi pangan, ketahanan pangan, dan malnutrisi,” tuturnya.
Dalam konteks pelayanan kesehatan, para tenaga kesehatan harus beradaptasi dengan meningkatnya permintaan akan layanan kesehatan yang berkaitan dengan perubahan pola penyakit akibat iklim serta meningkatnya permasalahan kesehatan yang berdampak terhadap kesehatan jiwa dan kelompok rentan terutama ibu hamil, nifas dan bayi baru lahir.
Sehari sebelumnya, Poltekkes Kemenkes Padang juga telah mengadakan seminar nasional yang digelar secara daring (webinar).
Wakil Direktur II Poltekkes Kemenkes Padang, Dr. Irmawartini. SPd., MKM mengatakan salah satu indikator Indonesia emas 2045 adalah generasi yang tangguh.
“Remaja penting diperhatikan sebagai bagian yg tidak terlepaskan dalam menciptakan generasi tangguh,” tuturnya.
Kesehatan reproduksi remaja juga sangat berperan dalam menghasilkan generasi yang tangguh.
“Kesehatan reproduksi remaja juga perlu mendapat perhatian khusus pada saat terjadi bencana mengingat sebagian besar wilayah Indonesia rawan bencana,” ucapnya.
Sebagai institusi pendidikan kesehatan, Poltekkes Kemenkes Padang juga berperan dalam menemukan solusi kesehatan reproduksi remaja sebagai bentuk kontribusi dari Poltekkes Kemenkes Padang. (h/yes)