PADANG, HARIANHALUAN.ID — Selalu ada tantangan dan perjalanan panjang bagi seseorang dalam menggapai segala impiannya. Perjalanan yang kadang begitu rumit, berkelok, dan berliku-liku. Begitu pula dalam menggapai asa pendidikan, tak jarang keterbatasan ekonomi menjadi persoalan yang bahkan menjadikan seseorang surut untuk berjuang.
Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Winda Febrina. Seorang remaja yang hingga saat ini tak henti-hentinya berjuang untuk mempertahankan pendidikan. Baginya, hidup dalam gelimang ilmu pengetahuan merupakan hal mewah yang tak semua orang bisa memilikinya.
Winda dengan semangat penuh memperjuangkan mimpinya yang sudah ia rancang semenjak duduk di bangku SMP meskipun keterbatasan finansial menjadi tantangannya.
“Sejak bangku SMP, saya berusaha mengikuti Olimpiade Biologi sampai pernah tembus ke semifinal Olimpiade Biologi yang diadakan se-Indonesia oleh salah satu universitas di Kota Padang demi ingin meraih undangan SNMPTN tanpa tes serta untuk mengurangi biaya,” ujarnya.
Walaupun saat itu bapaknya seorang tukang cukur rambut dan ibundanya berjualan sembako untuk memperjuangkan anak-anaknya, Winda juga kerap membantu dengan berjualan gorengan di sekolah sedari kelas 10 SMA bahkan sehari pernah membawa kurang lebih 200 buah gorengan.
“Di sela-sela keterbatasan ekonomi, saya tak pernah merasa bahwa hal tersebut akan mematikan impian saya. Bahkan keterbatasan menjadi lecutan dan membuat saya yakin kedepannya akan lebih kuat lagi. Di samping berjualan, saya selalu berusaha menyisihkan waktu untuk belajar agar nantinya bisa menjadi siswa undangan untuk mendaftar di PTN impian saya,” ujarnya.