AGAM, HARIANHALUAN.ID – Siswa SMKN 1 Ampek Angkek Jurusan Tata Boga didatangi oleh Tim Dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Panjang Panjang. Kunjungan ini dalam rangka kegiatan pengabdian yang merupakan salah satu dari tiga Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan pelatihan ini dilakukan selama dua hari mulai dari Kamis (21/8/2025) dan Jumat (22/8/2025).
Kegiatan ini bertempat di Aula SMKN 1 Ampek Angkek berlokasi di Jalan Raya Panca, Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam. SMK ini memiliki visi yaitu “Menghasilkan Tamatan yang Berkeahlian Profesional, Mandiri, yang Berakhlak Mulia, dan Mampu Bersaing di Pasar Global”.
Sejalan dengan visi sekolah tersebut, kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan tujuan memberikan pembekalan dan pengetahuan kepada siswa tata boga tersebut. Siswa tata boga diharapkan tidak hanya mampu menghasilkan produk makanan saja, tetapi mereka juga mampu memasarkan produk sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas.
Diharapkan setelah pelatihan ini, siswa memiliki keberanian untuk tampil dalam pemasaran berbasis digital marketing, sehingga bisa bersaing dalam pasar yang lebih luas. Dalam kegiatan pelatihan ini, ISI Padangpanjang juga mengundang narasumber bernama Andreas Perdana, seorang entrepreneur muda yang bergerak di bidang industri kreatif foto dan video.
Kegiatan pelatihan diberikan dalam bentuk dua kegiatan utama, yaitu pengenalan teori fotografi untuk makanan, dan juga pelatihan fotografi untuk memperkuat keterampilan siswa dalam materi visual branding dan juga pelatihan dalam penulisan narasi visual.
Visual branding dan narasi visual merupakan dua hal penting yang harus dipelajari dan dipahami oleh siswa, khususnya siswa di Jurusan Tata Boga tersebut. Dengan menampilkan visual yang menarik dari makanan yang akan dipasarkan, dan juga tidak lupa dengan menggunakan caption yang bagus, tentu suatu produk akan dapat memikat masyarakat untuk membeli produk yang sedang dipasarkan.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat ISI Padang Panjang, Cindy Adelia, mengatakan bahwa kegiatan pengabdian ini dilakukan karena dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa tentang visual branding dan narasi visual dalam konteks pemasaran produk secara digital.
Hal ini tentunya menyebabkan rendahnya daya tarik masyarakat dan juga kurang luasnya jangkauan pemasaran dari produk yang sudah dihasilkan. Kebanyakan siswa pada saat ini sudah sangat aktif menggunakan media sosial, akan tetapi pada umumnya mereka belum mampu memanfaatkan media sosial tersebut untuk mempromosikan produk mereka.