SIJUNJUNG, HARIANHALUAN.ID – Hutan luas dan kunyit melimpah yang selama ini hanya dikenal sebagai bahan mentah, kini berubah menjadi sumber harapan baru bagi masyarakat Nagari Latang, Kecamatan Lubuk Tarok. Universitas Negeri Padang (UNP) Kampus Sijunjung, melalui Program BIMA Kemendikbudristek, meluncurkan inovasi minuman herbal madu-kunyit sebagai terobosan penguatan ekonomi lokal, Senin (22/9/2025).
Program bertajuk “Optimalisasi Hasil Hutan dan Biofarmaka: Inovasi Minuman Madu-Kunyit sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Masyarakat Nagari Latang” ini mendapat sambutan hangat warga yang antusias mengikuti pelatihan komprehensif.
Ketua Tim Pengabdian Program BIMA, Fildza Arief Syuhada, menegaskan bahwa potensi Latang begitu besar untuk dikembangkan. Kabupaten Sijunjung sendiri memiliki kawasan hutan seluas 315 ribu hektare dengan madu sialang melimpah, ditambah produksi kunyit yang meningkat tajam, dari 71.886 kilogram pada 2021 menjadi 312.820 kilogram pada 2023.
“Selama ini Nagari Latang hanya dikenal sebagai penghasil bahan mentah. Lewat program ini, kami mengajak masyarakat bertransformasi menjadi produsen produk bernilai tambah tinggi, sekaligus membuka peluang usaha baru,” ujar Fildza.
Narasumber utama pelatihan, Mentari Larashinda, menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pengembangan produk. “Minuman madu-kunyit bukan sekadar racikan bahan alami. Formulasi tepat, teknologi pasteurisasi modern, dan standar kemasan aman pangan menjadi kunci agar produk ini siap bersaing di pasar,” katanya.
Pelatihan mencakup teknik budidaya berkelanjutan, pengolahan pascapanen, formulasi minuman, hingga strategi pemasaran digital. Selain itu, program ini juga mengusung konsep zero waste dengan memanfaatkan ampas kunyit sebagai pupuk organik.
Tim pengabdian yang terdiri dari dosen dan mahasiswa UNP berkomitmen mendampingi masyarakat selama delapan bulan, dengan target peningkatan produktivitas 30 persen serta lahirnya minimal dua wirausaha baru di Latang.
Langkah UNP ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), mulai dari pengentasan kemiskinan, peningkatan kesehatan, penciptaan lapangan kerja layak, hingga konsumsi dan produksi berkelanjutan.
Program BIMA UNP Sijunjung pun menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi hadir sebagai agen perubahan yang tidak hanya berbicara soal ilmu, tetapi juga memberi dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat. (*)