PADANG, HARIANHALUAN.ID — Di era serba teknologi dan informasi, perguruan tinggi dituntut tidak hanya menghasilkan lulusan berwawasan luas, tetapi juga memiliki kemampuan membaca, mengolah, dan memanfaatkan data secara cermat. Menjawab kebutuhan itu, Universitas Andalas (UNAND) berkolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia meresmikan Pojok Statistik di Gedung Convention Hall Kampus Limau Manis, Rabu (24/9/2025).
Peresmian tersebut dirangkaikan dengan kuliah umum bertajuk “Menelisik Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” yang menghadirkan Kepala BPS RI, Prof. Amalia Adininggar Widyasanti. Kehadiran fasilitas baru itu diyakini menjadi pintu masuk bagi sivitas akademika untuk memperkuat literasi data dan mengembangkan riset berbasis sains data.
Rektor UNAND, Efa Yonnedi mengatakan bahwa kolaborasi dengan BPS merupakan langkah strategis menuju universitas yang adaptif terhadap perkembangan digital. Ia menegaskan, Pojok Statistik akan mempermudah dosen dan mahasiswa dalam mengakses data resmi yang selama ini menjadi rujukan utama pemerintah dan publik.
“UNAND ingin membangun networking agar terhubung dengan big data science. Dengan adanya Pojok Statistik, kerja sama ini bukan hanya soal penyediaan data, tapi juga tentang membangun ekosistem akademik yang berbasis data,” ujarnya.
Efa juga menyebutkan arah pengembangan UNAND yang kini memiliki 153 program studi, mulai diploma hingga doktor, dengan 27 program telah mengantongi akreditasi internasional. Menurutnya, penguatan riset dan digitalisasi akan menjadi fondasi universitas di masa depan.
“Ke depan, UNAND akan memfokuskan pada digitalisasi, internasionalisasi, peningkatan produktivitas riset, serta kesejahteraan seluruh sivitas akademika. Kami juga mendorong pengembangan Statistik Gambir sebagai fasilitas riset baru di Sumatera Barat,” kata Efa.
Dengan hadirnya Pojok Statistik di UNAND, ia berharap mahasiswa, dosen, hingga peneliti mampu menumbuhkan budaya akademik yang lebih kritis dan berbasis data. Kolaborasi tersebut katanya, tidak hanya memperkuat peran perguruan tinggi dalam riset, tetapi juga memastikan bahwa setiap analisis yang lahir memiliki landasan data yang sahih.
Sementara itu, Kepala BPS RI, Prof. Amalia, dalam kuliah umumnya menegaskan pentingnya memahami perbedaan antara data resmi dan sekadar proyeksi. Ia menilai, data yang dikeluarkan BPS memiliki keunggulan karena bersifat faktual dan terukur.