Keterangan foto : Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Nagari VII Koto Talago, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota. IST/HUMAS
LIMA PULUH KOTA, HARIANHALUAN.ID – Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Nagari VII Koto Talago, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota. Kegiatan yang berlangsung pada Senin–Selasa (13–14/10) ini menjadi momentum penting dalam menjembatani dunia akademik dan kebutuhan masyarakat di lapangan.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Wali Nagari VII Koto Talago, Yon Hendri, SS, didampingi Dekan FKIP UM Sumatera Barat, Dr. Gusmaizal Syandri, MPd. Dalam sambutannya, Dekan FKIP menyampaikan bahwa kegiatan PKM merupakan salah satu bentuk tanggung jawab moral dan akademik universitas terhadap masyarakat. Perguruan tinggi tidak hanya berfungsi mencetak sarjana, tetapi juga diharapkan menjadi motor penggerak perubahan sosial dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu, kegiatan semacam ini diharapkan mampu mempererat sinergi antara kampus dan masyarakat, terutama dalam pengembangan potensi lokal.
Ketua Tim PKM, Efri Yoni Baikoeni, MA, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki dua arah manfaat: bagi mahasiswa dan bagi masyarakat. Bagi mahasiswa, PKM menjadi wadah untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di kampus secara nyata. Sementara bagi masyarakat, kegiatan ini berfungsi sebagai sarana peningkatan kapasitas (capacity building) melalui pelatihan, pendampingan, dan edukasi. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal secara berkelanjutan.
Salah satu fokus kegiatan PKM kali ini adalah peningkatan kemampuan Bahasa Inggris bagi siswa Madrasah Aliyah Darul Funun El Abbasiyah Padang Japang. Melalui pelatihan bertema “Improving Student’s Vocabulary Through Word Chain and Whisper Challenge Games” yang dipandu oleh Rini Hendrita, MPd, para siswa diajak belajar kosa kata Bahasa Inggris melalui metode permainan edukatif. Kepala Madrasah, Maria Hijra Neri, S.Pd., menyambut baik kegiatan tersebut karena dinilai mampu meningkatkan kesiapan siswa menghadapi Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai salah satu syarat masuk perguruan tinggi.
Selain fokus pada pendidikan, PKM ini juga mengandung nilai historis karena Nagari VII Koto Talago memiliki peran penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Nagari ini pernah menjadi pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Di tempat tersebut berdiri monumen dan museum PDRI sebagai saksi sejarah ketika Ketua PDRI Syafruddin Prawiranegara menerima Delegasi Bangka yang dipimpin Mohammad Natsir pada Juli 1949. Melalui kunjungan dan diskusi di lokasi bersejarah ini, mahasiswa tidak hanya belajar akademik, tetapi juga mendapatkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme.
Untuk memperdalam pemahaman sejarah tersebut, Tim PKM menggelar kuliah umum bersama Heri Nizwar dari Kantor Wali Nagari VII Koto Talago. Dalam kuliah ini, peserta diajak menelusuri kembali jejak perjuangan para tokoh bangsa, termasuk mengenal sosok inspiratif Prof. Dr. Chaidir Anwar, MA — seorang cendekiawan asal Nagari VII Koto Talago yang pernah menjadi Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Andalas.
Kuliah umum tersebut dikemas dalam bentuk talkshow dan pemutaran film dokumenter yang menghadirkan Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, MA, peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus putri dari Prof. Chaidir Anwar. Kehadiran beliau memberikan semangat baru bagi peserta untuk mengenal tokoh-tokoh lokal yang berperan besar dalam dunia akademik dan kebangsaan. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari proses penyusunan buku biografi berjudul “Dari Inggris ke Limau Manis: Mengenang Tiga Dekade Wafatnya Prof. Dr. H. Chaidir Anwar, MA” yang ditulis oleh Efri Yoni Baikoeni, Yulnetri Syahril, dan Feni Munifatullah.
Selain menggali nilai sejarah, kegiatan PKM juga memperluas wawasan peserta tentang prospek karier dalam bidang pendidikan Bahasa Inggris. Melalui seminar bertajuk “Dream, Believe, Achieve: A Journey for English Students”, peserta mendapat inspirasi dari Yudi Iskandar, SS, MIPol — seorang Staf Penasehat Militer pada Kantor Perwakilan Indonesia di PBB, New York. Seminar daring yang dipandu oleh Mezia Kemala Sari, MA, ini juga melibatkan Joni Saputra, SPd., alumni FKIP UM Sumatera Barat, yang memberikan pelatihan berbicara Bahasa Inggris secara praktis.
Dari serangkaian kegiatan tersebut, tampak jelas bahwa PKM tidak hanya sebatas kegiatan seremonial, tetapi juga menjadi wahana nyata dalam membangun kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat. Mahasiswa dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan peduli terhadap permasalahan sosial, sementara masyarakat memperoleh manfaat langsung berupa peningkatan kapasitas dan literasi.
Menutup rangkaian kegiatan di Nagari VII Koto Talago, FKIP UM Sumatera Barat menyatakan komitmennya untuk terus menjalin kerja sama dengan Kantor Wali Nagari. Salah satu program lanjutan yang direncanakan adalah penyusunan biografi tokoh dan pejuang lokal sebagai bagian dari upaya pelestarian sejarah nagari. Selain itu, akan diadakan pula workshop penulisan akademik dan pelatihan pengajaran Bahasa Inggris bagi guru taman kanak-kanak agar anak usia dini dapat mengenal Bahasa Inggris melalui metode pembelajaran yang menarik dan efektif.
Melalui kegiatan PKM ini, FKIP UM Sumatera Barat tidak hanya menunaikan salah satu unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pembangunan masyarakat yang berpengetahuan, berkarakter, dan berwawasan global. Nagari VII Koto Talago menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan, sejarah, dan pengabdian dapat berpadu dalam satu gerakan menuju kemajuan bersama. (h/rel/sil)