PADANG, HARIANHALUAN.ID – Salah seorang Dosen Magister Psikologi UNP, Prof. Dr. Neviyarni S., MS., Kons. menerapkan metode pembelajaran kreatif pada salah satu mata kuliah yang diampunya yaitu teori-teori psikologi.
Neviarni menjelaskan mahasiswa tidak hanya dituntut presentasi biasa di kelas. Namun membuat presentasi efektif dengan menerapkan games, yel-yel, pantun, pantomim, pemutaran video, mind map atau hal lain yang menunjang pembelajaran.
Para mahasiswa selanjutnya dibagi beberapa kelompok. Misalnya pada salah satu kelompok membahas teori sikap dan persuasi, kelompok lain membahas teori identitas sosial dan prasangka, kelompok selanjutnya membahas konformitas dan kepatuhan serta yang lain membahas perilaku prososial dan agresi.
“Mahasiswa harus menampilkan materi yang telah didiskusikan semenarik mungkin agar materi tersebut berkesan dan mudah diingat,” ujar Prof. Nevi dalam paparannya.
Selain itu para mahasiswa juga diminta mengamati perilaku manusia di sekitar sesuai topik yang diajarkan pada tiap pertemuan. Masing-masing mahasiswa selanjutnya membuat matriks untuk menyimpulkan perilaku yang telah diamati tersebut.
Hal itu guna mengasah kepekaan dan kesadaran mahasiswa atas perilaku manusia disekitarnya.
Metode ini disambut baik oleh para mahasiswa.
Salah seorang mahasiswa, Mutia menyebut sangat tertarik dengan metode pembelajaran yang diterapkan.
“Dengan metode ini semua harus terlibat, misal kelompok persentasi yang tampil ditanya, kelompok lainpun juga diminta mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan yang di ajukan. Ada komparasi jawaban atau jawaban tambahan. Dan ibu tidak membiarkan kami hilang arah berdiskusi begitu saja. Sebab diakhir beliau menjelaskan lagi setelahnya. jadi membuat penanya lebih paham,” tuturnya.
Tanggapan lain disampaikan Muliani Fauziah. Menurutnya games dan metode pembelajaran yang kreatif membuat para mahasiswa menanti-nantikan kelas tersebut.
“Dengan games situasi kelas lebih interaktif, kami semua antusias dan menanti jadwal kelas,” ucapnya.
Mahasiswa lainnya Ghina Wadhia menambahkan metode pembelajaran yang diterapkan pada mata kuliah ini sangat inovatif dan menyenangkan dan sangat berbeda dengan mata kuliah umumnya.
“Kami tidak hanya menjadi penerima materi secara pasif, tetapi justru dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satunya merancang permainan yang relevan dengan topik yang sedang dibahas pada hari itu. Misalnya, ketika kami mempelajari materi tentang prasangka, identitas sosial, dan stereotipe, kami diminta untuk membuat game yang mencerminkan konsep-konsep tersebut agar seluruh anggota kelas dapat memahami materi dengan cara yang lebih aplikatif dan menyenangkan,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Tsamara Luqiyana. Ia menyebut tambahan reward berupa bintang yang diberikan bagi mahasiswa yang aktif juga memicu semangat mahasiswa.
“Pribadi kita jadinya terlibat aktif dengan pembelajaran. Terus juga tidak bikin bosan. Tambah siapa yang aktif juga dapat reward bintang untuk tambahan nilai. Sejauh ini so far so good,” ucapnya.
Para mahasiswa berharap dapat meraih nilai A pada mata kuliah ini. (h/yes)