PADANG, HARIANHALUAN.ID — Upaya memperkuat daya saing produk kuliner Minangkabau kini mendapat angin segar dari dunia riset dan pendidikan. Politeknik Negeri Padang (PNP) melalui program Katalisator Kemitraan Berdikari – Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi (Minat Saintek) meluncurkan inovasi mesin retort yang dinilai mampu menjadi game changer bagi pelaku UMKM dan sektor pariwisata Sumatera Barat (Sumbar).
Wakil Direktur Bidang Kerja Sama PNP, Ihsan Lumasa Rimra, menyebut diseminasi hasil penelitian bertema “Inovasi Mesin untuk Peningkatan Produksi & Penjualan Oleh-oleh Minangkabau, Rendang Nabati dan Olahan Jamur Berdaya Saing Global” menjadi bagian penting dari peran kampus vokasi sebagai penggerak inovasi berbasis kebutuhan masyarakat.
“Kami tidak hanya meneliti, tetapi juga mencari solusi konkret bagi UMKM. Melalui program ini, PNP ingin memperkuat posisi Sumatera Barat sebagai pusat inovasi pangan nasional, sekaligus menjembatani dunia akademik dengan pelaku usaha lokal,” ujar Ihsan, beberapa hari lalu.
Ia menyebut, salah satu inovasi utama yang menarik perhatian adalah pengembangan mesin retort, yaitu alat sterilisasi makanan yang memungkinkan produk olahan seperti rendang, jamur, dan makanan nabati bertahan lebih dari satu tahun tanpa pengawet.
Melalui dukungan riset, teknologi, dan sinergi antara kampus, UMKM, serta pemerintah daerah, PNP meneguhkan diri sebagai katalis inovasi yang mendorong produk lokal Minang menembus pasar global.
“Kami ingin PNP bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga rumah besar bagi riset terapan yang langsung memberi dampak ekonomi bagi masyarakat,” tutur Ihsan.














