Ida Bagus juga menekankan pentingnya feedback loop dari dunia industri. Menurutnya, setiap CPL harus diverifikasi berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. “Kalau dunia kerja berubah, kampus juga harus berubah. Itulah esensi OBE,” katanya.
Pentingnya Digitalisasi Kampus
Prof. Wahyudi Agustiono Pakar SEVIMA juga menyebutkan bahwa Berdasarkan hasil survei SEVIMA terhadap ratusan perguruan tinggi mitra, sekitar 60 persen kampus masih terkendala dalam menyusun pemetaan capaian pembelajaran ke Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Banyak yang masih berfokus pada pengisian dokumen akreditasi, bukan penerapan hasil belajar di kelas.
Sistem digital bisa menjadi solusi percepatan yang bukan hanya alat administrasi, melainkan media utama untuk mengukur dan merekam capaian pembelajaran secara sistematis. “Di Workshop ini, kita akan petakan bersama capaian pembelajaran, peluang kerja, dan berbagai strategi untuk kampus. Misalnya untuk prodi keperawatan, di berbagai negara maju saat ini membutuhkan banyak perawat karena populasi mereka menua. Jadi proyek pembelajaran di kelas bukan hanya belajar ilmu medis, tapi juga bagaimana belajar mengkomunikasikan ilmu medis dengan bahasa dan budaya negara yang potensial untuk jadi tempat kerja lulusan ini,” lanjut Wahyudi.
Wahyudi juga mengungkapkan ini menjadi bagian dari rangkaian Executive Series SEVIMA yang telah diselenggarakan di berbagai kota sejak 2023. Setiap kegiatan bertujuan memperkuat kapasitas pimpinan perguruan tinggi dalam merancang kebijakan berbasis hasil dan mutu. Acara ini juga menjadi wadah kolaborasi strategis antara kampus negeri dan swasta, dan berkolaborasi dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XV Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi.
“Harapannya melalui tagline “From Outcome to Outshine”, SEVIMA ingin mendorong kampus tidak hanya berorientasi pada pencapaian hasil belajar, tetapi juga pada outcome yang benar-benar berdampak: lulusan unggul, riset produktif, dan reputasi internasional,” pungkas Wahyudi. (*)














