Ketua Departemen Kebidanan FK Unand, Yulizawati mengatakan, bahwa workshop ini merupakan rangkaian yang kesembilan, yang didanai oleh UNFPA dan masih ada beberapa rangkaian kegiatan CoE yang akan dilaksanakan pada 2023. Pada kegiatan kali ini, akan melakukan integrasi model praktik kebidanan dengan kurikulum sarajana kebidanan dan pendidikan profesi bidan.
Rafika Oktova, selaku Sekretaris Departemen Kebidanan juga menyampaikan bahwa acara ini diisi oleh tiga narasumber dari TIM AIPKIND pusat. Sebagai narasumber di hari pertama, yaitu Dwi Izzati Budiono, dengan mengusung tema terkait integrasi CoE dan keterkaitan menurut WHO Guideline (ANC, INC dan PNC), kemudian dilanjutkan oleh Jumiarni Ilyas, dengan tema penyusunan dan diskusi kurikulum sarjana kebidanan dan capaian kompetensi berdasarkan (SKBI, Blueprint AIPKIND, ICM, Kepmenkes 320 Tahun 2019).
Pada hari kedua kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Yetty Leoni Irawan, dengan tema Evidance Based of Midwifery dan keterkaitan dalam kurikulum sarjana dan profesi bidanm serta materi kedua oleh Jumiarni Ilyas, dengan tema penyusunan dan diskusi kurikulum sarjana kebidanan dan capaian kompetensi terintegrasi pada CoE.
“Kegiatan pada hari berikutnya dilanjutkan dengan presentasi hasil CoE dan Evidance Based of Midwifery pada kurikulum sarjana kebidanan (Blok/KK/MK Elektif/MBKM), dan pendidikan profesi bidan mulai dari CoE Prakonsepsi, CoE Kehamilan, CoE Persalinan, CoE Nifas, CoE bayi baru lahir, dan CoE Remaja, yang masing-masing akan disampaikan oleh penanggungjawabnya,” ucap Aldina Ayunda Insani, selaku ketua pada kegiatan workshop ini.
Pada workshop ini terlihat diskusi yang hangat dan aktif dari dosen departemen kebidanan bersama narasumber. Hal menarik pada hari pertama Dosen Departemen Kebidanan FK Unand bersama Tim AIPKIND pusat secara langsung dapat berdiskusi dengan Prof Louis Walker dan Prof Robert, terkait pendidikan kebidanan.
Beberapa dosen tampak mengajukan pertanyaan dan juga sharing pengalaman, serta permasalahan seputar pendidikan kebidanan di Inggris khususnya di Universitas of Nottingham.
Salah satu kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pemaparan Louis bahwa pendidikan kebidanan di Inggris mahasiswa selama menempuh pendidikan mendapatkan 50 persen teori dan 50 clinical, sehingga ini menjadi bahan evaluasi untuk prodi sarjana maupun prodi pendidikan profesi bidan, dalam pelaksanaan pendidikan kebidanan khususnya di Departemen Kebidanan FK Unand. (*)