HARIANHALUAN.ID – Pendidikan karakter merupakan salah satu jawaban dari serangkaian masalah akhlak dan karakter anak bangsa dewasa ini. Sebetulnya, pendidikan karakter merupakan amanat Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang dilatarbelakangi oleh realitas permasalahan kebangsaan yang berkembang.
Hal ini disampaikan Wakil Mudir Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Ustad Insan Adha Hasibuan saat membuka secara resmi kegiatan karakter building untuk santri kelas XII Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Selasa (28/2/2023).
“Pendidikan karakter merupakan usaha manusia secara sadar dan terencana dalam hal mendidik sekaligus memberdayakan peserta didik. Hal ini adalah amanat dalam pembukaan UUD negara kita. Pada dasarnya pendidikan karakter untuk menanamkan nilai atau pesan moral yang selama ini seringkali kita abaikan perannya dalam kehidupan kita. Wajar saja, banyak kasus-kasus yang melibatkan pelajar,” katanya.
Ditambahkannya bahwa pendidikan karakter ini diharapkan bisa membangun generasi bangsa yang bermoral, bertoleransi dan bergotong-royong. Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, diperlukan menanam faktor-faktor pembentuk karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, dan budaya.
“Dengan pendidikan karakter mestinya kita lebih mawas diri dan juga memiliki kemampuan untuk hidup bermasyarakat. Dimanapun kalian berada nantinya, dengan siapapun kalian bergaul, tetaplah menanamkan karakter yang baik sebagaimana telah kalian dapatkan selama di pondok. Karakter yang baik harus mendarah daging, tidak bisa dengan spontanitas dalam menjalaninya. Jadilah kader yang kuat dalam menjawab tantangan zaman,” ujar alumni Gontor ini.
Mengangkat tema “Keindahan Sikap, Menjadi Kewibawaan Karakter”, kegiatan ini dilaksanakan di Aula FKIP UM Sumbar dengan pemateri Abdillah Zikri, S.Pt.,MM. Dalam paparannya, Ustad Zikri menyampaikan bahwa hal yang paling utama untuk diterapkan dalam hidup adalah menghargai dan mencintai orang tua. Karena menurutnya, peranan orang tua sangat mempengaruhi kesuksesan anaknya.
“Doa orang tua kepada anaknya, dan doa anak kepada orang tua adalah hal yang paling kuat di dunia ini. Cintailah orang tua antum, karena berkat doa beliaulah kita berhasil. Berubah itu tidak menyenangkan, tetapi berubah itu harus bertahap. Maka teruslah berjuang demi orang tua antum,” katanya.
Dilanjutkannya bahwa ada banyak kisah yang termaktub dalam Al-Qur’an tentang kesuksesan seseorang yang sangat hormat, serta sayang pada orang tuanya. Bahkan Rida Allah, sebutnya, bergantung pada ridanya orang tua. Bagaimana mendapatkan rida orang tua, Ustad Zikri sampaikan berbuat baiklah kepada orang tua.
“Kita diingatkan berkali-kali dalam Al-Qur’an tentang berbuat baik pada orang tua. Salah satunya surat Al Isra’. Sementara Rasulullah SAW bersabda Rida Tuhan terletak pada rida kedua orang tua”. Artinya, jika kita hendak melihat Tuhan tersenyum, buatlah kedua orang tuanya tersenyum. Sebaliknya, jika ingin melihat Tuhan cemberut, buatlah kedua orang tuanya cemberut,” tuturnya.
Dihadiri 104 santri, kegiatan ini berlangsung lancar. Seluruh peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan ada beberapa santri yang terlihat menitikkan air matanya. (*)