Pakar Pertanian UNAND, Dr Ir Feri Arlius M.Sc : Penerapan Teknologi Pertanian Harus Dimasifkan

Pakar Pertanian UNAND, Dr Ir Feri Arlius M.Sc

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Pakar Pertanian Universitas Andalas (UNAND), Dr Ir Feri Arlius M.Sc, menilai, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, arah pengelolaan sektor pertanian Sumatera Barat (Sumbar) perlu terus  didorong menuju upaya penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian sebagai langkah awal pengembangan hilirisasi produk pertanian.

“Penerapan teknologi pengolahan hasil panen atau hilirisasi produk penting dilakukan untuk menambah nilai ekonomi produk di pasaran. Apalagi selama ini produk pertanian Sumbar  masih dijual dalam bentuk barang mentah,” ujarnya kepada Haluan Senin (12/6).

Mantan Dekan Fakultas Pertanian UNAND ini menyebut, penerapan teknologi pengolahan produk pertanian, yang notabene diharapkan bisa mendongkrak  nilai jual komoditas hasil panen. Sejatinya lebih dibutuhkan oleh  petani Sumbar pada hari ini dibandingkan dengan penerapan teknologi pada aktivitas budidaya atau produksi.

Sebab menurutnya, meski rata-rata petani Sumbar pada hari ini hampir selalu dihadapkan dengan persoalan pupuk dan pestisida yang mahal, namun faktanya,  sektor pertanian Sumbar hingga saat ini  tidak pernah mengalami  kendala dalam hal kuantitas produksi.

“Satu-satunya hal yang mungkin menjadi kelemahan sektor pertanian kita adalah pemasaran. Untuk itu Pemprov Sumbar harus punya inovasi baru untuk menjamin pasar dan stabilisasi harga komoditas,” jelasnya.

Agar komoditas hasil panen petani bisa diserap oleh pasaran dengan harga yang layak, menurut Feri Arlius, pemerintah perlu mengambil peran sebagai penghubung antara  petani, pelaku UMKM pengolahan  dengan para pembeli

“Saya menyarankan agar perusahaan agribisnis milik daerah menyerap produk-produk UMKM pertanian, kemudian perusahaan ini yang menjual ke pasar-pasar potensial seperti Jakarta, Medan, Riau, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Feri Arlius menilai, persoalan ketersediaan pasar serta jaminan stabilitas harga, merupakan hal krusial yang perlu segera disikapi pemerintah. Sebab menurutnya, sekalipun jika teknologi pengolahan produk pertanian atau hilirisasi telah berjalan, namun jika ekosistem pasar tidak diciptakan, semua strategi  yang telah dilakukan pasti akan sia-sia belaka.

Lebih jauh, Feri Arlius juga menilai Program Unggulan (Progul) bidang pertanian Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy masih belum terlaksana secara optimal meski jumlah 10 persen APBD telah dianggarkan untuk sektor pertanian.

Hal itu pun, kata dia disebabkan karena gagalnya sejumlah program pengadaan benih atau bantuan lainnya yang telah dicanangkan pemerintah. Kondisi itu pun, kata dia, juga ditambah dengan masih samar-samarnya  arah pengelolaan sektor pertanian Sumbar.

“Misalnya pengadaan benih bibit dan lain-lain. Meski dananya sudah dianggarkan, ternyata ketersediaan bibit yang akan dibagikan ke masyarakat ini tidak mencukupi. Sehingga akhirnya program unggulan tidak berjalan dengan baik,” jelasnya.

Ia menyarankan, di penghujung periode kepemimpinan Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy, hendaknya Pemprov Sumbar tetap  berfokus untuk menjalankan program yang bermuara kepada upaya peningkatan nilai tambah pendapatan petani.

Namun langkah itupun, kata dia, tidak akan berhasil jika program-program yang disediakan hanya sampai kepada pelatihan-pelatihan formalitas belaka saja. Untuk itu program pendampingan perlu dilakukan secara maksimal dan tidak setengah-setengah. (h/fzi)

Exit mobile version