KOTA SOLOK, HARIANHALUAN.ID – Dosen Peternakan Fakultas Pertanian UMMY Solok kembali melakukan pengabdian masyarakat sebagai implementasi tri dharma perguruan tinggi. Melalui program Kemitraan Masyarakat, Dosen Peternakan UMMY melakukan pembinaan terhadap kelompok tani.
Kali ini, pembinaan dilakukan terhadap Kelompok Berkah Tani Farm yang ada di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok. Tim dosen yang melakukan pembinaan terdiri dari Dara Surtina S.Pt, MP, Harissatria, S,Pt , MP dan Delsi Afrini, SP, M.Si.
Dalam program yang berjalan sejak Agustus 2024 tersebut, Dosen UMMY memberikan pembinaan terkait pembuatan biogas dan juga pupuk organik. Teknologi tersebut sangat penting bagi kelompok untuk mengolah limbah peternakan.
“Selama ini kelompok mitra terkendala dalam mengolah limbah peternakan seperti feses sapi. Padahal, feses sapi bisa menjadi energi alternatif jika diolah menjadi biogas,” ungkap ketua tim pengabdian, Dara Surtina, Selasa (17/9).
Untuk memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas, tim dosen UMMY bersama kelompok membuat 1 unit reaktor atau biodegester. Melalui media ini, feses sapi diolah sehingga mampu menghasilkan gas yang ramah lingkungan.
“Dari biogas yang dihasilkan, setidaknya bisa dimanfaatkan oleh anggota kelompok untuk kebutuhan memasak sehingga bisa menghemat pengeluaran untuk pembelian gas LPG. Secara otomatis, akan membantu ekonomi masyarakat,” terangnya.
Limbah feses sapi yang sudah tidak menghasilkan biogas, bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pupuk organik. Pembuatan limbah biogas atau slurry menjadi pupuk organik perlu tambahan bahan dan sedikit perlakuan agar cepat dalam proses fermentasi atau penguraian.
Dalam bimbingan yang diberikan, tim dosen peternakan dan agribisnis UMMY langsung mengajarkan anggota kelompok membuat pupuk organik. Bahan-bahan yang digunakan juga sangat mudah didapat dan ketersediaannya juga melimpah.
“Bahan utamanya slurry, kemudian ditambahkan jerami padi, sekam padi dan juga abu. Kemudian kunci utamanya penggunaan EM-4EM-4 sebagai pengurai. Setelah proses fermentasi, pupuk organik bisa digunakan,” terang Dara.
Tidak hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan pupuk sendiri, pupuk organik yang dihasilkan kelompok Berkah Tani Farm ternyata juga memberikan dampak secara ekonomi. Kelompok telah bisa menjual pupuk organik kemasan 10 dan 30 kilogram kepada masyarakat.
Selain dua teknologi tersebut, Tim Dosen UMMY juga memberikan pembinaan terkait sinkronisasi estrus pada sapi betina milik kelompok. Perlaiuan yang diberikan mempercepat munculnya masa estrus pada sapi untuk dilakukan inseminasi buatan.
“Paket lengkap, kami juga memberikan pembinaan untuk peningkatan kualitas sapi yang dipelihara. Mulai dari pemberian vitamin dan juga obat cacing yang sangat penting dalam meningkatkan produksi sapi dan kesehatan ternak,” tutupnya.
Ketua kelompok tani, Rahman mengakui, dengan adanya pembinaan dari tim dosen UMMY, meningkatkan semangat dan ekonomi anggota kelompok. Feses sapi yang dulu kurang bermanfaat secara maksimal, kini memiliki nilai ekonomi tinggi yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan. “Mewakili seluruh anggota kelompok, kami menyampaikan apresiasi terhadap tim dosen UMMY yang mau turun membina kelompok. Teknologi pertanian yang diajarkan tentunya sangat bermanfaat dan menjadi modal pengembangan kelompok dan masyarakat di masa mendatang,” sebut Rahman. (*)