PADANG, HARIANHALUAN.ID – Tim pengabdian dosen dan mahasiswa Universitas Mercubaktijaya dan Universitas Dharma Andalas mengadakan program pelatihan kemandirian berkarya “Personal Hygiene Menstrual Kit” pada warga binaan Lapas Perempuan Kelas II B Padang selama enam minggu.
Pelatihan ini merupakan kegiatan pengabdian dosen yang didanai Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun anggaran 2024.
Pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 5 Agustus sampai 14 September 2024, dengan melibatkan 10 warga binaan pemasyarakatan dalam pembuatan produk pembalut. Selain pelatihan pembuatan produk, tim pengabdi juga memberikan pelatihan digital marketing untuk mendorong pemasaran produk yang dibuat. Pelatihan ini melibatkan staf humas dan bimker lapas perempuan sebagai peserta.
Dosen Universitas Dharma Andalas, Siska Lusia Putri, SP., MM., CMA, mengatakan, pelatihan ini dilakukan untuk menjaga kebersihan diri karena merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perempuan, terutama saat menstruasi.
“Saat menstruasi, ada banyak pintu masuk bakteri yang akan menjadi pemicu infeksi dan menyebabkan banyak keluhan. Perempuan narapidana di lapas mempunyai kebutuhan personal hygiene yang harus dipenuhi, terutama saat menstruasi sama halnya dengan perempuan yang tidak di lapas,” katanya.
Ia mengatakan, kebutuhan personal hygiene saat menstruasi tidak tersedia di lapas untuk semua WUS, melainkan hanya dalam jumlah terbatas. Untuk kebutuhan rutin bulanan, narapidana harus membeli dari luar dengan dibawakan oleh keluarga, atau menitip membelikan kepada sipir penjara.
“Tidak jarang ketika menstruasi, warga binaan mengalami kesulitan untuk mengakses kebutuhan hygiene-nya. Entah karena kiriman dari keluarga belum datang, tidak bisa membeli karena tidak pegang uang, atau keterbatasan lainnya. Hygiene saat menstruasi merupakan komponen kebersihan diri perorangan, yang memegang peranan penting dalam status perilaku kesehatan seseorang, termasuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi,” ucapnya.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II B Padang di Jalan Anak Air, Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, merupakan satu Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan dibawah Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Sumatera Barat, yang bertugas memberikan pembinaan kepada penghuni sebagai tahanan ataupun narapidana khusus perempuan.
Lapas ini mempunyai fasilitas umum yang cukup memadai, dengan jumlah narapidana yang dibina lebih dari 200 orang. Wanita usia subur yang terdata di lapas sejumlah 57 orang dengan tindak pidana beragam dan putusan pidana beragam pula.
Pada penutupan pelatihan pada 18 September 2024, telah dihasilkan 100 pcs pembalut pakai ulang (reusable) dan diberi merk dagang “flo” yang berarti “aliran” dalam Bahasa Inggris slang. Diharapkan produk ini dapat dipasarkan lebih luas, sehingga selain membantu pemakaian pribadi para warga binaan pemasyarakatan selama di lapas, juga dapat bernilai secara ekonomi dan menjadi sumber penghasilan bagi warga binaan saat didalam maupun luar lapas nantinya.
Selain itu, tim pengabdi juga memberikan bantuan berupa mesin jahit kepada bimker lapas perempuan dan juga memberikan pendanaan untuk perbaikan mesin jahit yang sudah ada di bimker, namun dalam kondisi rusak.
Salah satu peserta pelatihan membuat pembalut berinisial N mengungkapkan rasa terima kasih atas pelatihan yang diberikan dan berharap dapat diberikan modal juga saat keluar dari lapas untuk memulai usaha ini saat diluar lapas nanti.
“Terima kasih kepada tim dosen dari Universitas Mercubaktijaya dan Dharma Andalas atas pelatihan keterampilan membuat pembalut yang higienis ini, semoga nanti saat keluar lapas bisa saya terapkan menjadi usaha saya sendiri,” ujar N salah satu warga binaan.
Ka Lapas Kelas II B Padang, Endang Sri Wati mengapresiasi bagi tim dosen pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Mercubaktijaya dan Dharma Andalas. Atas pelatihan yang diberikan kepada warga binaan ini, pastinya pelatihan ini sangat bermanfaat bagi warga binaan.
“Selain dapat dipakai sendiri, juga bisa dijual untuk tambahan penghasilan” ujar Endang pada kesempatan itu. (*)