HARIANHALUAN. ID – Termodinamika kerap disebut sebagai “mata kuliah momok” pada kalangan mahasiswa Teknik Mesin. Kompleksitas konsep energi, siklus panas, hingga perhitungan yang rumit sering membuat mahasiswa merasa kesulitan. Namun, stigma itu perlahan mulai bergeser. Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) berkolaborasi dengan Universitas Negeri Padang (UNP) menghadirkan model pembelajaran baru berbasis visualisasi, yang terbukti mampu mempermudah pemahaman mahasiswa sekaligus meningkatkan motivasi belajar.
Kegiatan bertajuk “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Visualisasi pada Mata Kuliah Termodinamika” ini menghadirkan pakar termodinamika, Prof. Dr. Ir. Arwizet, ST, MT sebagai pemateri utama yang dilaksanakan beberapa hari lalu.
Turut hadir Kepala Laboratorium Teknik Mesin FT-UMSB, Muchlisinalahuddin, ST, MT, serta Kaprodi Teknik Mesin, Desmarita Leni D, SPd, MT. Acara diikuti oleh mahasiswa teknik mesin UMSB yang tampak antusias mengikuti setiap sesi.
Jadi Tantangan Menyenangkan
Termodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari hubungan antara panas, energi, dan perubahan keadaan sistem. Dalam teknik mesin, mata kuliah ini berperan penting karena menjelaskan bagaimana mesin bekerja, bagaimana energi dikonversi, hingga bagaimana sistem ramah lingkungan dapat dirancang.
Sayangnya, banyak mahasiswa yang hanya menghafal rumus tanpa memahami konsep. Akibatnya, pemahaman mereka sering dangkal dan cepat dilupakan setelah ujian. Menurut studi, lebih dari 50% mahasiswa lupa detail perhitungan termodinamika dalam enam bulan bila tidak didukung pengalaman praktis.
Melalui pendekatan visualisasi dengan animasi, simulasi, grafik, dan diagram interaktif, konsep abstrak dapat diterjemahkan ke dalam bentuk nyata yang lebih mudah dicerna. Mahasiswa dapat “melihat” bagaimana energi berpindah, bagaimana siklus termodinamika berlangsung, hingga bagaimana mesin bekerja.
“Dengan media visual, mahasiswa tidak lagi takut belajar termodinamika. Sebaliknya, mereka merasa lebih tertantang, lebih termotivasi, dan mampu mengaitkan konsep dengan dunia nyata,” jelas Arwizet.
Selaras
Penerapan metode visualisasi ini sejalan dengan Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, khususnya Pasal 5 ayat (1) yang menyebutkan bahwa pembelajaran di perguruan tinggi harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, serta memberi ruang kreativitas mahasiswa.
Dengan model visualisasi, mahasiswa tidak hanya menghafal teori, tetapi juga terlatih berpikir kritis, menganalisis sistem energi, serta lebih percaya diri menghubungkan teori dengan penerapan industri. Penelitian menunjukkan, daya ingat mahasiswa dapat meningkat hingga 70% lebih baik dibanding metode konvensional.
“Pendekatan visual ini bukan sekadar membantu mahasiswa mengerti teori, tapi juga menumbuhkan keterampilan analitis yang dibutuhkan di dunia kerja,” tambah Muchlisinalahuddin.
Kegiatan ini dirancang agar mendukung pencapaian Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) mata kuliah Termodinamika. Dengan bantuan visualisasi, mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga:
Memahami prinsip energi dan siklus termodinamika secara menyeluruh. Mampu menganalisis sistem energi dengan pendekatan digital. Termotivasi untuk belajar lebih aktif dan mandiri. Meningkatkan keterampilan problem solving sesuai tuntutan industri.
Dengan demikian, termodinamika tidak lagi menjadi mata kuliah yang menakutkan, melainkan tantangan intelektual yang menarik untuk ditaklukkan. (*)