HARIAN HALUAN.ID – Politeknik Negeri Padang (PNP) menggelar Pelatihan Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Petani Jamur Tiram di Limau Manis Kecamatan Pauh Kota Padang, Kamis (15/8/24).
Galeri Kubang Badak Limau Manis menjadi saksi pelaksanaan pelatihan penting bagi para pelaku usaha budidaya jamur tiram yang tergabung dalam Forum Pemberdayaan Masyarakat Limau Manis. Kegiatan yang diinisiasi Tim Pengabdian kepada Masyarakat PNP ini bertujuan meningkatkan pemahaman para petani mengenai perhitungan harga pokok produksi (HPP) dalam usaha budidaya jamur tiram. Pelatihan dihadiri sekitar 30 pelaku usaha budidaya jamur tiram dan dibuka Lurah Limau Manis Muliardi, S.Sos, MM.
Muliardi dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan keterampilan dalam pengelolaan usaha, khususnya dalam menentukan harga pokok produksi yang tepat.
“Para pelaku usaha harus bisa menghitung biaya produksi dengan benar agar usaha mereka tetap bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Dengan pengelolaan yang baik, kita bisa memastikan usaha jamur tiram di Limau Manis ini semakin berkembang,” kata Muliardi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala LPM Limau Manis Sudirman, Ketua Forum Pemberdayaan Masyarakat Limau Manis Zulimarni, dan LCO Forum Nagari Mardiansyah, yang memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan pelatihan ini. Dari PNP hadir Sekretaris Jurusan Akuntansi Zalida Afni, SE, M.Ak.
Pelatihan ini dipandu Irda Rosita, Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat PNP bersama dengan empat orang tim dan dua mahasiswa yang mengarahkan para peserta untuk lebih memahami konsep dasar harga pokok produksi.
Dalam sesi pertama, peserta diberikan pemahaman tentang apa itu HPP dan mengapa hal tersebut sangat penting bagi kelangsungan usaha mereka.
Pengenalan konsep HPP ini mencakup berbagai jenis biaya yang harus diperhitungkan dalam proses produksi, termasuk biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap meliputi sewa lahan, peralatan, dan fasilitas, sementara biaya variabel mencakup bahan baku, bibit jamur, media tanam, tenaga kerja, serta biaya distribusi. Dengan memahami seluruh komponen biaya ini, diharapkan petani bisa menetapkan harga jual yang kompetitif namun tetap menguntungkan.
Setelah teori disampaikan, peserta diajak untuk langsung mempraktikkan cara menghitung harga pokok produksi dari usaha budidaya jamur tiram. Setiap peserta diminta mengidentifikasi biaya-biaya yang mereka keluarkan selama satu siklus produksi, mulai dari persiapan media tanam hingga panen dan distribusi.
Melalui diskusi kelompok, para petani jamur tiram saling berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka mengelola biaya dalam proses produksi. Ini menjadi momen penting bagi para peserta untuk menyadari bahwa setiap langkah dalam budidaya jamur tiram memiliki biaya yang harus diperhitungkan secara cermat.
Menurut Irda Rosita, penghitungan HPP yang akurat adalah langkah awal untuk menjaga keberlanjutan usaha.
“Dengan mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan, petani dapat menentukan harga jual yang sesuai, sehingga mereka tidak mengalami kerugian dan tetap bisa bersaing di pasar,” jelasnya.
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang pelatihan berlangsung. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa proses penghitungan HPP masih menjadi tantangan bagi sebagian besar petani, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan pencatatan keuangan yang rinci. Oleh karena itu, pelatihan ini diharapkan menjadi awal dari upaya berkelanjutan untuk mendampingi para petani dalam mengelola usaha mereka dengan lebih baik.
Zulimarni, Ketua Forum Pemberdayaan Masyarakat Limau Manis, menyatakan bahwa forum siap mendukung para petani dalam menerapkan hasil pelatihan ini.
“Kami akan terus mendorong para petani untuk menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh hari ini dalam pengelolaan usaha sehari-hari. Kami percaya bahwa dengan pendampingan yang berkelanjutan, petani jamur tiram di Limau Manis bisa lebih maju dan sejahtera,” ujarnya.
Peran PNP dalam pemberdayaan masyarakat
pelatihan ini merupakan salah satu bentuk nyata dari peran PNP dalam mendukung pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang usaha kecil dan menengah. Melalui program pengabdian kepada masyarakat, PNP berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat.
Sekretaris Jurusan Akuntansi Zalida Afni menyampaikan kegiatan semacam ini adalah bagian dari upaya institusi untuk menjembatani dunia pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. “Kami berupaya untuk tidak hanya fokus pada pendidikan formal di kampus, tetapi juga bagaimana ilmu yang kami miliki bisa bermanfaat langsung bagi masyarakat. Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat membantu para pelaku usaha jamur tiram untuk mengelola usaha mereka dengan lebih baik,” jelasnya.
Ditambahkannya PNP juga memiliki beberapa kegiatan pengabdian kepada masyarakat di tahun 2024 untuk masyarakat di sekitar Kelurahan Limau Manis. (*).