Selain itu, Rici menyebutkan tentang inovasi digital yang ditawarkan oleh BPJS Kesehatan terhadap dirinya. Ia mengaku sudah beberapa kali memanfaatkan layanan digital tersebut.
“Saya sudah pernah menggunakan Mobile JKN untuk mendaftar layanan di rumah sakit. Fitur yang paling sering saya gunakan tentu antrian online. Dengan fitur ini, saya tidak perlu lagi mengantri lama di rumah sakit,” katanya.
Ia juga menyampaikan kesan positifnya terhadap digitalisasi layanan yang terus berkembang. Menurutnya, inovasi ini sangat memudahkan peserta, terutama dalam efisiensi waktu.
“Digitalisasi seperti Mobile JKN tentu nantinya akan sangat banyak membantu masyarakat. Sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Masyarakat butuh yang lebih praktis, apalagi saat akan berobat. Ini adalah langkah yang bagus untuk meningkatkan pelayanan,” tambahnya.
Rici juga menyoroti tentang pelayanan administrasi bagi Peserta JKN yang semakin mudah. Saat ini Peserta JKN saat ingin berobat ke faskes hanya cukup membawa KTP/KK/Kartu Digital yang ada dalam Mobile JKN.
“Awal-awal dulu mungkin saya masih merasakan saat berobat harus membawa fotocopy berkas agar dapat dilayani di fasilitas Kesehatan. Namun sekarang justru berbeda, cukup membawa KTP sudah bisa dilayani. Tentu ini menjadi bukti bahwa semakin hari pelayanan menjadi semakin mudah,” tuturnya.
Penggunaan NIK sebagai identitas tunggal bagi Peserta JKN merupakan salah satu langkah agar dapat meningkatkan akurasi data peserta JKN secara terintegrasi.