HARIANHALUAN.ID – Kunyit (Curcuma longa) memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, baik ketika dikonsumsi dalam bentuk jamu, suplemen atau digunakan dalam masakan.
Kunyit ada delapan manfaat, yakni pertama, Anti-inflamasi (Anti-peradangan): Kunyit mengandung senyawa aktif bernama kurkumin yang memiliki efek anti-inflamasi, membantu meredakan peradangan dalam tubuh, yang bisa bermanfaat untuk kondisi seperti arthritis atau radang sendi.
Kedua, antioksidan: kurkumin juga merupakan antioksidan yang kuat, yang dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, sehingga dapat mencegah kerusakan sel dan penuaan dini.
Ketiga, meningkatkan kesehatan pencernaan: kunyit dapat membantu meredakan masalah pencernaan seperti gas, perut kembung, atau sembelit. Ini juga dapat mendukung kesehatan hati dan mengurangi peradangan dalam saluran pencernaan.
Keempat, meningkatkan fungsi otak: beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat meningkatkan kadar BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor), yang mendukung pertumbuhan sel-sel otak dan dapat membantu mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Kelima, mendukung kesehatan jantung: kurkumin memiliki potensi untuk meningkatkan fungsi pembuluh darah dan mengurangi peradangan, yang dapat mendukung kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Keenam, antikanker: beberapa studi menunjukkan bahwa kurkumin memiliki sifat antikanker, yang bisa menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah penyebaran sel kanker.
Ketujuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh: kunyit diketahui dapat meningkatkan respons imun tubuh, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
Delapan, menjaga kesehatan kulit: kunyit juga digunakan dalam perawatan kulit, membantu mengatasi jerawat, radang kulit, atau masalah kulit lainnya berkat sifat antiinflamasi dan antibakterinya.
Namun, meskipun memiliki banyak manfaat, konsumsi dalam jumlah yang tepat tetap diperlukan dan bagi beberapa orang, kunyit bisa memicu reaksi alergi atau gangguan pencernaan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya dalam dosis tinggi, terutama jika sedang mengonsumsi obat-obatan lain. (*)