5. Mengganggu Tidur
Kemarahan yang intens dapat mempengaruhi kualitas tidur. Ketika seseorang marah, tubuh berada dalam mode “fight or flight” yang dapat mengganggu ritme tidur.
Akibatnya, seseorang bisa merasa kesulitan untuk tidur atau terjaga sepanjang malam, yang menyebabkan kelelahan dan mengganggu keseimbangan tubuh secara keseluruhan.
6. Kerusakan Sistem Kekebalan Tubuh
Stres yang disebabkan oleh kemarahan berkelanjutan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Ini terjadi karena peningkatan kortisol dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Orang yang sering marah lebih rentan terhadap pilek, flu dan infeksi lainnya.
7. Peningkatan Risiko Stroke
Stres emosional yang ditimbulkan oleh emosi berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering marah atau merasa marah terus-menerus lebih berisiko terkena stroke atau masalah pembuluh darah lainnya, karena pengaruh tekanan darah tinggi yang berkelanjutan.
8. Pengaruh Negatif pada Kulit
Stres dan marah yang berlebihan dapat memicu masalah kulit, seperti jerawat, eksim, atau psoriasis. Ketika tubuh melepaskan hormon stres, produksi minyak berlebih di kulit bisa terjadi, menyebabkan jerawat atau peradangan pada kulit.
9. Menurunnya Hubungan Sosial
Marah-marah yang sering dapat menyebabkan hubungan sosial terganggu. Emosi negatif yang ditunjukkan secara berlebihan atau dalam bentuk kemarahan dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan, baik itu dengan keluarga, teman, rekan kerja, atau pasangan.
Konflik yang sering terjadi akibat marah dapat merusak komunikasi dan mengurangi kualitas hubungan interpersonal.
10. Mengurangi Kontrol Diri dan Pengambilan Keputusan
Ketika marah, otak cenderung berada dalam keadaan “fight or flight”, yang mengurangi kemampuan berpikir jernih dan membuat keputusan rasional.
Keputusan yang diambil dalam keadaan marah cenderung impulsif dan mungkin tidak bijaksana, yang dapat membawa konsekuensi negatif baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.