Dari sisi dampak, ia menyebut ada peningkatan nilai guna sarana dan prasarana yang sebelumnya rusak. Barang-barang yang sudah tidak terpakai kini bisa berfungsi kembali atau diolah menjadi peralatan baru yang dibutuhkan. “Kami ingin mengubah paradigma bahwa barang rusak pasti menjadi sampah,” ucapnya.
Selain manfaat teknis, Herlina menegaskan bahwa inovasi ini juga menguatkan komitmen RSUD Prof. H. Muhammad Yamin, SH dalam mendukung kebijakan pemerintah tentang ekonomi sirkular. “BABE DINA adalah contoh bahwa inovasi lingkungan bisa selaras dengan peningkatan pelayanan kesehatan,” tuturnya.
Ia berharap, langkah ini bisa menjadi inspirasi bagi rumah sakit lain untuk mengelola limbah domestik dan aset tidak terpakai secara kreatif. “Kalau setiap rumah sakit melakukan hal serupa, dampak pengurangan sampah nasional akan signifikan,” tuturnya. (*)