Dari hasil penjaringan ide, pihaknya sempat mencoba dua metode, yakni mengumpulkan data dari tiap direktorat dan menggunakan Google Drive. Namun, keduanya dinilai kurang efektif karena direktur tidak dapat memantau langsung kinerja bawahan.
“Oleh karena itu, kami memutuskan membuat aplikasi SIKKODIR. Sistem ini memungkinkan seluruh kegiatan dipantau langsung oleh atasan, sekaligus memudahkan evaluasi dan penanganan risiko,” kata Herlina.
Ia menambahkan, manfaat SIKKODIR antara lain mempermudah koordinasi, menarik data untuk penilaian SAKIP, serta membantu staf memenuhi kebutuhan dokumen dari mana saja. Dampaknya, kepatuhan penyerahan kinerja meningkat, pengawasan lebih mudah, manajemen waktu lebih akurat dan penilaian SAKIP 2024 ditargetkan mencapai nilai 80,21 (kategori A).
“Dengan SIKKODIR, kami optimistis bisa meningkatkan akuntabilitas, memperbaiki pengawasan dan mencapai target kinerja yang telah ditetapkan,” tuturnya. (*)